Jumat, 05 Oktober 2018

Penyebab Kegiatan Belajar Mengajar Tidak Efektif


Penyebab Kegiatan Belajar Mengajar
Tidak Efektif
Tidak semua guru mampu menjalankan peran sebagai pendidik dengan lancar. Ada saat seorang guru mendapatkan hambatan yang sulit untuk diselesaikan. Hambatan yang dimaksud sebagian besar disebabkan oleh kegitan belajar mengajar yang tidak efektif. Kegiatan belajar mengajar yang tidak efektif tentu akan membawa permasalahan kepada berbagai pihak. Misal, akibat pembelajaran yang tidak efektif membuat guru tidak mampu menyampaiakan semua materi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Akhirnya guru menjadi kewalahan dalam mengejar ketertinggalan penyampaian materi. Contoh lainnya berasal dari pihak siswa. Siswa akan sedikit bahkan kurang bisa dalam memahami segala materi yang disampaikan seorang guru. Kemudian permasalahn akan merambat pada pihak wali siswa yang tidak puas karena siswa tidak mendapatkan hasil sesuai dengan harapan.
Ketidakmaksimalan karena ketidakefektifan pembelajaran ini tentu saja akan mengakibatkan tujuan utama belajar menjadi tidak terapai. Tujuan untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan pengetahuan, serta penanaman sikap. Adapun tujuan belajar menurut taxonomy bloom dan simpson diantaranya capaian kognitif (pencapian pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, evaluasi), capaian afektif (capaian belajar mengenai sikap, minat, nilai), dan capaian psikomotor (capaian kesiapan belajar, gerakan terbimbing, kreativitas). Sangat mustahil jika capaian tentang belajar ingin diwujudkan dengan kondisi kegiatan belajar mengajar yang tidak efektif. Oleh sebab itu, setiap guru harus mengetahui berbagai hal yang telah menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efektif. Mengetahui penyebab akan membuat seorang guru menemukan solusi dan mampu memanfaatkan waktu mengajar dengan baik. Karena Allah telah berfirman mengenai waktu dalam QS. Al-Asr yang berbunyi:
 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ   ۝ وَالْعَصْرِ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya:
1.     Demi masa.
2.     Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3.     Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-'Ashr. :1-3)
Lalu, apa saja hal-hal yang kerap menyebabkan kegiatan belajar tidak efektif atau membuang buang waktu? Berikut adalah tiga hal yang menyebabkan kegiatan belajar mengajar tidak efektif.
1.    Pemberian Hukuman yang Tidak Menyelesaikan Masalah
Bukan sesuatu yang aneh dalam kegiatan pembelajaran bilamana terjadi peritiwa hukuman. Hukuman yang dimaksud biasanya dilakukan oleh guru. Hukuman dijatuhkan seorang guru dikarenakan siswa membuat kesalahan. Kesalahan berupa pelanggaran menaati peraturan yang telah disetujui bersama. Misal, larangan makan disaat KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), larangan berceloteh disaat guru menjelaskan materi, kesalahan tidak mengerjakan tugas tepat waktu dan terlambat datang ke kelas. Empat hal tersebut menjadi sebab dijatuhkannya hukuman kepada siswa. Tetapi di dalam penerapan hukuman, guru terkadang melakukan kesalahan. Kesalahan paling mendasar ialah pemberian hukuman yang tidak menyelesaikan masalah. Seperti melarang siswa masuk kelas ketika datang terlambat. Tak jarang guru memberikan hukuman seperti itu. Padahal hukuman seperti itu bukanlah keputusan yang tepat dan bijak. Fakta dilapangan telah membuktikan, kebanyakan siswa yang sering datang terlambat dan terkena hukuman larangan masuk kelas justru merasa senang dan bebas. Hanya sedikit siswa yang memiliki kesadaran merasa dirugikan ataupun malu atas pemberian hukuman. Esensi hukuman yang harusnya menjerakan para pelanggar, malah membuat senang. Hukuman yang harusnya membuat para pelanggar tidak kembali datang terlambat, malah membuat siswa menjadi kebiasaan dan keenakan tidak menerima pengajaran dari guru. Akhirnya, KBM menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, guru harus pandai dan bijak dalam menentukan hukuman yang akan diberikan pada siswa.

2.    Pemberian Kualitas Tugas yang Tidak Sesuai dengan kemampuan siswa
Setiap guru harus mengetahui seluruh kemampuan yang dimiliki siswa. Pengetahuan mengenai kemampuan siswa dapat menjadi tolok ukur dalam memberikan tugas. Guru tidak boleh asal dalam memberikan tugas kepada siswa. Jika asal maka dampak yang timbulpun bisa merugikan. Salah satunya ialah KBM menjadi tidak efektif. Bayangkan saja ketika setiap siswa yang telah dilatih mengisi soal UN diberikan tugas mengisi kumpulan soal olimpiade. Wajar saja apabila siswa tidak dapat mengerjakan tugas. Sepanjang waktu pengerjaan bisa saja siswa itu tidur atau hanya melihat-lihat tanpa ada semangat dalam mengisi soal olimpiade. Tentu saja hal ini akan membuat KBM tidak efektif. Kemampuan memberikan tugas kepada siswa sangat diperlukan seorang guru. Pemberian tugas menjadi sarana guru mengevaluasi kemampuan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

3.    Membicarakan hal yang tidak penting saat mengajar
Dalam proses KBM, pastilah guru berbicara. Berbicara untuk menjelaskan materi pembelajaran kepada seluruh siswa. Segala pengetahuan positif yang diketahui oleh guru tentu akan diberikan kepada siswa. Namun, terkadang guru menyampaikan sesuatu yang tidak perlu dibicarakan panjang lebar. Seperti ketika menyampaikan sebuah materi, tak jarang guru berbicara melebar jauh dari topik yang sebenarnya sedang disampaikan. Membicarakan hal diluar topik pembahasan bukan sesuatu yang baik apabila terlalu dominan dilakukan. Membicarakan hal diluar topik justru akan membuat pembelajaran menjadi tidak efektif.
Itulah ketiga hal yang menjadi penyebab KBM menjadi tidak efektif. Lebih baik ketiga hal tersebut dihindari oleh setiap guru. Guru wajib berinovasi dan berpikir cerdas dalam menentukan sesuatu yang ingin dilakukan dalam KBM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara untuk Menghafal Al quran yang Baik

Cara untuk Menghafal Al quran yang Baik Sebagian besar Pondok Pesantren atau Boarding School di Indonesia menetapkan kebijakan untuk pa...