Psikologi Ranah Afektif
Secara bahasa, Psikologi
berasal dari bahasa Yunani yakni kata “psyche”
artinya daya, hidup atau jiwa dan kata “logos”
artinya ilmu. Jadi, secara bahasa Psikologi ialah Ilmu jiwa. Adapun
afektif artinya berkenaan dengan sikap. Jadi, psikologi afektif adalah ilmu
pengetahuan mengenai mental dan jiwa yang berkaitan dengan emosi seperti
perasaan, penghargaan, nilai, sikap terhadap sesuatu hal, minat, dan semangat. Psikologi ranah afektif
sangat berkaitan erat dengan sebuah perkembangan.
Perkembangan dan Afektif
Perkembangan
berarti sederatan perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
pengalaman dan kematangan. Seperti yang dikatakan oleh Van Den Daele (dalam
Elizabeth B. Hurlock, 1980:2) “perkembangan berarti perubahan secara
kualitatif.” Berdasarkan dua pernyataan diatas mengenai perkembangan dapat
disimpulkan bahwa perkembangan merupakan sebuah proses integraset dari berbagai
fungsi dan struktur yang kompleks.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975:121) “ranah afektif mencakup watak
dan prilaku seperti minat, perasaan, nilai, sikap, dan emosi.” Jadi, ranah afektif
merupakan elemen yang berkaitan dengan perilaku, nilai, dan sikap. Segelintir
pakar menuturkan bahwa sikap suatu individu bisa diperkirakan perubahannya apabila memiliki
tingkat kognitif yang tinggi. Adapun domain afektif yakni, penerimaan (mengacu
pada kemampuan memberikan respon dan memperhatikan terhadap stimulus yang
tepat), tanggapan (keterlibatan dan ketertarikan terhadap suatu hal),
penghargaan (memberikan apesiasi), pengorganisasian (mengacu pada berbagai
sikap berbeda yang membuat lebih konsisten menimbulkn konflik internal dan
membentuk suatu system nilai internal, penyatuan nilai, cakupan tingkah laku
yang tercermin dalam filsafat hidup), karakterisasi berdasarkan nilai-nilai
(mengacu pada daya hidup dan karakter individu).
Terdapat
tiga komponen sikap atau afektif. Pertama, kognisi. Kognisi berkaitan dengan
pengetahuan individu mengenai obejek yang dihadapi. Kedua, afeksi. Afeksi berkaitan
dengan perasaan individu dalam memberikan tanggapan suatu objek. Ketiga,
konasi. Konasi berkaitan dengan kecenderungan individu melakukan tindakan
kepada suatu objek. Selain itu, terdapat lima aspek yang dapat digunakan
sebagai acuan memberikan penilaian terhadap kondisi psikologi afektif
seseorang. Pertama, menilai dari segi sikap. Sikap ialah suatu tindakan yang
dilakukan seseorang terhadap objek baik suka ataupun tidak suka. Memberikan
penilaian dari segi sikap dapat dilakukan dengan cara mengamati individu yang
sedang menyikapi suatu hal. Kedua, menilai dari segi minat. Minat ialah keinginan
hati seseorang yang besar terhadap suatu objek. Penilaian dapat diberikan
dengan cara mencari tahu minat yang disukai kemudian mengelompokkan dan
menyimpulkan untuk memberikan penilaian. Ketiga, menilai dari segi konsep diri.
Konsep diri ialah penilaian diri yang dilakukan seseorang atas kepemilikkan keunggulan
dan kelemahan. Penilaian bisa dilakukan dengan penilaian diri individu yang
dituju. Keempat, menilai dari segi nilai. Nilai yang dimaksud ialah keyakinan
mengenai perbuatan atau perilaku yang dianggap baik dan buruk. Pengambilan
nilai bisa dilakukan dengan cara memperhatikan ketepatan individu dalam
meyakini suatu pandangan antara yang baik dan buruk. Kelima, menilai dari segi
moral. Moral ialah sikap baik ataupun buruk yang dimiliki seorang individu dalam
menyikapi objek tertentu. Penilaian moral dapat dilakukan dengan cara mengamati
moral yang ditunjukkan seseorang di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jika moral atau sikap yang ditunjukkan baik maka penilaiannya pun akan baik dan
sebaliknya.
Perkembangan Emosi
Warna
afektif merupakan perasaan senang dan tidak senang yang selalu menyertai
berbagai perbuatan setiap individu setiap hari. Begitupun dengan emosi. Emosi adalah
warna afektif. Tidak ada satupun orang yang tidak pernah maupun tidak memiliki
emosi. Emosi itu datang ketika individu merasakan psikologis yang menyenangkan
ataupun kurang menyenagkan. Seperti emosi terhadap kabar gembira. Individu akan
meluapkan emosi dengan berteriak ataupun sekadar gerakan tubuh merasa senang.
Kemudia seperti emosi terhadap kabar buruk. Individu biasanya akan mengalami
psikis yang melemah dan sikap yang ditunjukkan akan murung tidak bergairah.
Selain itu, emosi juga bisa disebabkan karena takut, benci, marah, cemas, dan
cinta. Adapun berbagai perubahan fisik yang terjadi ketika seseorang berada
dalam keadaan emosi, sebagai berikut:
1) Jika marah maka peredaran
darah akan bertambah cepat;
2) Jika merasa kecewa maka
individu akan bernapas panjang;
3) Jika tagang atau takut
maka air liur mongering;
4) Jika merasa terpesona
maka kulit akan bereaksi elektris;
5) Jika terkejut maka denyut
jantung akan bertambah cepat;
6) Jika marah maka pupil
mata pun membesar; dan lain-lain.
Perkembangan
emosi cukup menarik dan unik. Dalam perkembangan emosi di setiap masa tentu
memiliki keadaan emosi yang bermacam-macam. Lihat saja pada masa anak-anak
hingga remaja. Emosi masih meledak-ledak dan susah dikendalikan. Berbeda dengan
masa dewasa yang telah mampu mengendalikan emosi. Perbedaan keadaan tersebut
telah menunjukkan bahwa emosi terus berkembang. Berkembang ke arah kemajuan
ataupun berkembang ke arah kemunduran. Adapun firman Allah mengenai emosi
manusia:
وَاعْلَمُوا أَنَّ
فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الأمْرِ لَعَنِتُّمْ
وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الإيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ
وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ
الرَّاشِدُونَ (٧)
Artinya: “Dan ketahuilah olehmu
bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa
urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu
'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka
Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. (QS. Al-Hujurat: 7)”
Psikologi
afektif menjadi salah satu bagian yang harus dimiliki oleh setiap individu.
Psikologi afektif dalam diri seseorang akan membuat orang lain dapat menentukan
baik dan buruknya perilaku ataupun sikap dalam keseharian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar