Sabtu, 06 Oktober 2018

Psikologi Ranah Afektif


Psikologi Ranah Afektif
Secara bahasa, Psikologi berasal dari bahasa Yunani yakni kata “psyche” artinya daya, hidup atau jiwa dan kata “logos” artinya ilmu. Jadi, secara bahasa Psikologi ialah Ilmu jiwa. Adapun afektif artinya berkenaan dengan sikap. Jadi, psikologi afektif adalah ilmu pengetahuan mengenai mental dan jiwa yang berkaitan dengan emosi seperti perasaan, penghargaan, nilai, sikap terhadap sesuatu hal, minat, dan semangat. Psikologi ranah afektif sangat berkaitan erat dengan sebuah perkembangan.
Perkembangan dan Afektif
Perkembangan berarti sederatan perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses pengalaman dan kematangan. Seperti yang dikatakan oleh Van Den Daele (dalam Elizabeth B. Hurlock, 1980:2) “perkembangan berarti perubahan secara kualitatif.” Berdasarkan dua pernyataan diatas mengenai perkembangan dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan sebuah proses integraset dari berbagai fungsi dan struktur yang kompleks.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975:121) “ranah afektif mencakup watak dan prilaku seperti minat, perasaan, nilai, sikap, dan emosi.” Jadi, ranah afektif merupakan elemen yang berkaitan dengan perilaku, nilai, dan sikap. Segelintir pakar menuturkan bahwa sikap suatu individu  bisa diperkirakan perubahannya apabila memiliki tingkat kognitif yang tinggi. Adapun domain afektif yakni, penerimaan (mengacu pada kemampuan memberikan respon dan memperhatikan terhadap stimulus yang tepat), tanggapan (keterlibatan dan ketertarikan terhadap suatu hal), penghargaan (memberikan apesiasi), pengorganisasian (mengacu pada berbagai sikap berbeda yang membuat lebih konsisten menimbulkn konflik internal dan membentuk suatu system nilai internal, penyatuan nilai, cakupan tingkah laku yang tercermin dalam filsafat hidup), karakterisasi berdasarkan nilai-nilai (mengacu pada daya hidup dan karakter individu).
Terdapat tiga komponen sikap atau afektif. Pertama, kognisi. Kognisi berkaitan dengan pengetahuan individu mengenai obejek yang dihadapi. Kedua, afeksi. Afeksi berkaitan dengan perasaan individu dalam memberikan tanggapan suatu objek. Ketiga, konasi. Konasi berkaitan dengan kecenderungan individu melakukan tindakan kepada suatu objek. Selain itu, terdapat lima aspek yang dapat digunakan sebagai acuan memberikan penilaian terhadap kondisi psikologi afektif seseorang. Pertama, menilai dari segi sikap. Sikap ialah suatu tindakan yang dilakukan seseorang terhadap objek baik suka ataupun tidak suka. Memberikan penilaian dari segi sikap dapat dilakukan dengan cara mengamati individu yang sedang menyikapi suatu hal. Kedua, menilai dari segi minat. Minat ialah keinginan hati seseorang yang besar terhadap suatu objek. Penilaian dapat diberikan dengan cara mencari tahu minat yang disukai kemudian mengelompokkan dan menyimpulkan untuk memberikan penilaian. Ketiga, menilai dari segi konsep diri. Konsep diri ialah penilaian diri yang dilakukan seseorang atas kepemilikkan keunggulan dan kelemahan. Penilaian bisa dilakukan dengan penilaian diri individu yang dituju. Keempat, menilai dari segi nilai. Nilai yang dimaksud ialah keyakinan mengenai perbuatan atau perilaku yang dianggap baik dan buruk. Pengambilan nilai bisa dilakukan dengan cara memperhatikan ketepatan individu dalam meyakini suatu pandangan antara yang baik dan buruk. Kelima, menilai dari segi moral. Moral ialah sikap baik ataupun buruk yang dimiliki seorang individu dalam menyikapi objek tertentu. Penilaian moral dapat dilakukan dengan cara mengamati moral yang ditunjukkan seseorang di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika moral atau sikap yang ditunjukkan baik maka penilaiannya pun akan baik dan sebaliknya.

Perkembangan Emosi
Warna afektif merupakan perasaan senang dan tidak senang yang selalu menyertai berbagai perbuatan setiap individu setiap hari. Begitupun dengan emosi. Emosi adalah warna afektif. Tidak ada satupun orang yang tidak pernah maupun tidak memiliki emosi. Emosi itu datang ketika individu merasakan psikologis yang menyenangkan ataupun kurang menyenagkan. Seperti emosi terhadap kabar gembira. Individu akan meluapkan emosi dengan berteriak ataupun sekadar gerakan tubuh merasa senang. Kemudia seperti emosi terhadap kabar buruk. Individu biasanya akan mengalami psikis yang melemah dan sikap yang ditunjukkan akan murung tidak bergairah. Selain itu, emosi juga bisa disebabkan karena takut, benci, marah, cemas, dan cinta. Adapun berbagai perubahan fisik yang terjadi ketika seseorang berada dalam keadaan emosi, sebagai berikut:
1)    Jika marah maka peredaran darah akan bertambah cepat;
2)    Jika merasa kecewa maka individu akan bernapas panjang;
3)    Jika tagang atau takut maka air liur mongering;
4)    Jika merasa terpesona maka kulit akan bereaksi elektris;
5)    Jika terkejut maka denyut jantung akan bertambah cepat;
6)    Jika marah maka pupil mata pun membesar; dan lain-lain.

Perkembangan emosi cukup menarik dan unik. Dalam perkembangan emosi di setiap masa tentu memiliki keadaan emosi yang bermacam-macam. Lihat saja pada masa anak-anak hingga remaja. Emosi masih meledak-ledak dan susah dikendalikan. Berbeda dengan masa dewasa yang telah mampu mengendalikan emosi. Perbedaan keadaan tersebut telah menunjukkan bahwa emosi terus berkembang. Berkembang ke arah kemajuan ataupun berkembang ke arah kemunduran. Adapun firman Allah mengenai emosi manusia:
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الأمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الإيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ (٧)
Artinya: “Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. (QS. Al-Hujurat: 7)”

Psikologi afektif menjadi salah satu bagian yang harus dimiliki oleh setiap individu. Psikologi afektif dalam diri seseorang akan membuat orang lain dapat menentukan baik dan buruknya perilaku ataupun sikap dalam keseharian.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara untuk Menghafal Al quran yang Baik

Cara untuk Menghafal Al quran yang Baik Sebagian besar Pondok Pesantren atau Boarding School di Indonesia menetapkan kebijakan untuk pa...