DI TPQ MIFTAHUL HUDA
GENERASI MUDA PENEGAK AGAMA ALLAH
Dimanapu dan kapanpun kita
berada wajib melakukan kegiatan dakwah serta menegakan nama Allah swt. Itulah
kewajiban seorang muslim. Saling berbagi, menyayangi dan menghormati ciri utama
muslim yang baik. Generasi penerus bangsa harus dididik sebaik mungkin agar
bangsa Indonesia memiliki generasi emas yang
sholeh juga cerdas. Bangsa
Indonesia juga dapat menjadi negara yang maju apabila dipimpin dan dikelola
oleh manusia yang jujur serta berakhlak tinggi.
Dimulai dari sinilah para anak-anak dididik pengetahuan
agama islam. Menjadi awal tonggak yang mengokohkan bangunan/ rencana besar
bangsa Indonesia agar menjadi negara yang maju. Setiap anak diberi pengetahuan
keagamaan yang banyak dan berkualitas. Mengaji al quran dan mengkaji ilmu fiqih
menjadi aktivitas utama TPQ Miftahul Huda. Program hafalan juz 30 mulai
dilaksanakan sehingga dibutuhkan kesabaran ekstra dalam mendidik anak-anak yang
mayoritas masih duduk di bangku SD (Sekolah Dasar).
Disinilah saya banyak belajar dan memahami bahwa kemampuan
dari setiap anak berbeda. Setiap anak memiliki cara belajarnya masing-masing.
Keunikan dan keberagaman cara belajar lahir dari sini. Melatih cara berpikir
seoang guru serta dituntut kreatif agar setiap anak tidak bosan dalam
melangsungkan pembelajaran agama.
Para generasi penerus bangsa ini sangat bersemangat dalam
belajar agama. Terlebih lagi banyak anak yang hyperaktif sehingga membuat guru
ngaji kewalahan termasuk saya. Tterkadang disaat sedang membimbing anak-anak
mengaji ada saja yang bercanda hingga menangis. Seperti kejadian pada tanggal
24 Januari 2018. Disaat saya mengajarkan seorang anak mengaji, dari kejauhan
ada seorang anak yang bertengkar dengan teman sebaya dikarenakan sandalnya
dilemparkan jauh dari tempat semula. Sungguh kejadian yang menjengkelkan dan
menguji kesabaran. Kesabaran ekstra harus ditingkatkan dan dimunculkan agar
segala macam permasalahan dapat teratasi dengan baik.
TPQ Miftahul Huda juga menyelenggarakan program hafalan
juz 30 yang ditujukan kepada peserta didik yang mengaji di tingka Al quran.
Program ini sangat membantu saya karena bisa berkesempatan muroja’ah juz 30
sembari mengajar di TPQ.
Mencari peluang untuk menghafal
Al quran cukup sulit karena lingkungan yang kurang kondusif. Oleh sebab itu,
mengajar di TPQ lah tempat paling sempurna untuk menghafal Al quran.
Setiap saya mengajar di TPQ Miftahul Huda, saya selalu
memulai dengan nansihat ataupun motivasi keagamaan. Seperti kenikmatan para
penghafal Al quran, keutamaan menuntut ilmu dan keutamaan belajar serta
mengajarkan Al quran pada setiap anak. Hal itu selalu membuat setiap anak
termotivasi dan semakin antusias ketika saya mengajar di TPQ tersebut. Sungguh menyenangkan
dan menantang setiap kali tampil mengajar di TPQ Miftahul Huda.
Terdapat satu pengalaman unik juga ketika pertama kali
meminta izin ke ustaz untuk membantu mengajar di TPQ. Saat itu saya mendatangi
seorang ustaz muda yang sedang duduk di dalam masjid. Saya menyalami ustaz
tersebut sekaligus meminta izin mengajar. “Assalamualaikum Ustaz.” Ujar saya
mengucapkan salam. “Waalaikumussalam, ini teh
Iqbal? Kumaha damang? Tara katingalian
geuning, kaman wae?” ujar sang Ustaz. “Muhun
Ustaz, ini teh Iqbal. Sae pisan atuh Taz... Iqbal teh karek uih ti Surabaya... kuliah diditu.” Ujar saya menjawab. Begitulah
seterusnya kami berdua bercakap-cakap menggunakan bahasa Sunda. Saya dengan
Ustaz muda tersebut memanglah akrab semenjak duduk di bangku SD telah belajar
banyak darinya. Setelah bercakap-cakap banak, akhirnya sang Ustaz muda tersebut
menanyakan maksud dan tujuan saya menemuinya. Saya segera memberikan penjelasan
bahwasanya terdapat tugas dari kampus untuk mengajar ngaji. Sang Ustaz pun
menanggapi dengan baik dan mempersilahkan. Sang Ustaz pun memberi opsi mengenai
waktu pelaksanaan mengajar ngaji. Sang Ustaz memberikan pilihan wakttu
pelaksanaan antara pukul lima sore sampai maghrib atau setelah isya sampai jam
sembilan malam. Saya terdiam sejenak dan terheran-heran. Keheranan itu sangat
beralasan karena saya berniat mengajar ngaji anak-anak bukan orang dewasa. Sepengetahuan
saya pukul lima sampai sembilan merupakan waktunya para santri salaf mengaji
dan belajar kitab. Setelah terdiam cukup
lama, saya menanyakan kembali kepada sang Ustaz muda tersebut. Ternyata benar
saja sang Ustaz memberikan opsi kepada saya untuk mengajar para santri.
Disinilah saya meluruskan bahwasanya
saya berkeinginan mengajar anak-anak menagaji. Setelah itu barulah sang Ustaz
muda tersebut paham dan angsung memberikan izin untuk mengajar anak-anak mengaji. Waktu pelaksanaannya yakni dri pukul 14.30
s.d 16.30 WIB. Saya pun menyetujui ucapan sang Ustaz muda tersebut. Akhirnya
saya dapat mengajar di TPQ Miftahul Huda selama 6 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar