DI MAN 3 BOGOR
Suatu
hari aku tengah bersiap untuk melaksanakan kegiatan KKN Semester 1 di MAN 3
Bogor. Aku telah mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk mengamati cara
guru senior mengajar. Dimulai dari alat tulis sampai penampilan pribadi aku
siapkan sebaik-baiknya. Citraku sebagai guru harus tetap dijaga sebagaimana
mestinya. Guru merupakan seorang yang menjadi teladan semua orang khususnya
para siswa. Selesai mempersiapkan diri, aku langsung berangkat ke sekolah.
Perjalanan sejauh 400 meter harus kutempuh dengan berjalan kaki. Menghabiskan
waktu sepuluh menit untuk berjalan menuju sekolah. Tak terasa melelahkan karena
sudah terbiasa berjalan kaki ke sekolah. Dahulu pun sekolah menjadi rumah
keduaku. Hal tersebut cukup beralasan. Aku merupakan aktivis sekolah yang
sering sekali menghabiskan waktu seharian di sekolah. Semua itu aku lakukan
dengan semangat dan antusias tanpa keluhan sedikitpun.
Sesampainya di sekolah, aku
langsung menyapa satpam yang biasa berjaga di pos keamanan MAN 3 Bogor.
Terlihat jelas dari pos satpam banyak guru yang telah berdatangan ke ruang
guru. Aku langsung bersegera menuju ke ruang guru. Malu rasanya saat kaki
melangkah masuk ke dalam ruang guru. Banyak guru yang kali ini memperhatikanku.
Aku pun tidak terlalu mempedulikannya. Aku langsung menyalami seluruh guru yang
ada diruang guru. Setelah selesai menyalami seluruh guru, aku langsung
menghampiri seorang guru pamong yang tengah bersiap ke kelas.
“AssalamualaikumBu.”
“Waalaikumusslam, eh Iqbal.”
“Mohon
izin berbicara Bu.”
“Iya silahkan.”
“Apakah saya boleh ikut masuk ke kelas X IIS 2
bersama Ibu hari ini?”
“Oh iya boleh, tapi sepertinya Ibu gak masuk ke
kelas. Ibu merasa hari ini kurang sehat.”
“Oh gitu ya Bu, terus bagaimana?”
Pada saat aku bertanya seperti itu, sedikit
mengumpat dalam diam. "Pasti aku akan di suruh mengajar!" ujarku
dengan suara yang tak bisa didengar guru pamong.
"Ya sudah, kamu gantikan Ibu saja mengajar
di kelas X IIS 2! Sanggupkan?" ujar beliau dengan tegas.
Rasanya cukup berat memutuskan sebuah hal yang sebelumnya
tak terpikirkan serta belum dipersiapkan. Sejenakku diam dan berpikir untuk
memutuskan hal tersebut.
"Bal, kok malah diam?"ujar Bu Netty
sembari menatap wajahku. Terlihat wajah beliau yang pucat dan agak lesu.
"Iya sanggup Bu." jawabanku yang juga
membuat senyuman terukir di wajah beliau.
"Oke, kalo gitu kamu pakai Buku LKS B.
Indonesia Ibu sebagai bahan ajar di kelas."
"Siap Bu!"aku langsung bergegas
berangkat ke kelas X IIS 2 untuk menunaikan tugas pertamaku mengajar. Kegugupan
dan ketidak percayaan diri itu seolah datang dan menyelimuti diriku. Aku
mencoba menenangkan diri dan mengatur nafas agar detak jantung yang semakin
tidak karuan ini normal kembali. Aku juga berusaha membaca cepat dan memahami
setiap poin penting yang terdapat di buku LKS sebagai bahan ajar di kelas.
Beruntung materi yang akan dibahas mengenai teks negosiasi sehingga diriku
mudah untuk memahami materi tersebut. Kakiku terus menelusuri koridor kelas
XII. Tak lama kemudian tibalah di kelas X IIS 2. Aku terdiam sejenak di depan
kelas X IIS 2. Menarik nafas panjang dan setegas mungkin mengucapkan salam,
"Assalamu'alaikum wr.wb!"serentak para siswa kelas X menjawab salamku
dengan penuh semangat. Aku mencoba tetap tenang dan menjaga sikap di depan para
siswa. Langkah pertama yang kulakukan ialah memperkenalkan diri. Memperkenalkan
diri sebagai mahasiswa dan alumni MAN 3 Bogor merupakan suatu kebanggaan. Para
siswapun memperhatikan dengan seksama. Selesai memperkenalkan diri, aku
langsung memberikan kisah mengenai perjuangan sahabat nabi dalam menuntut ilmu.
Selepas bercerita akupun menjelaskan sedikit mengenai teks negosiasi dan
membagi siswa ke dalam beberapa kelompok diskusi. Aku menerapkan sistem belajar
diskusi kelompok. Aku mengintruksikan kepada setiap kelompok untuk mencari dua
contoh teks negosiasi dan memperagakannya di hadapan para siswa kelas X IIS 2.
Setiap kelompok cukup baik dalam memperagakan teks negosiasi yang telah
didapatkan dan ditulis. Aku pun memberikan penilaian kepada setiap kelompok
yang tampil. Tak terasa proses KBM telah berakhir. Sebelumnya aku mengira
proses KBM akan berjalan membosankan. Ternyata KBM berjalan dengan
menyenangkan.
Setelah KBM selesai, aku menutupnya dengan
memberi motivasi tentang pentingnya menuntut ilmu dunia dan akhirat.
Mengingatkan kepada siswa betapa pentingnya bersyukur karena bisa bersekolah di
MAN 3 Bogor. Alhamdulillah... tugas pertamaku berjalan lancar. Aku keluar kelas
dengan perasaan senang. Timbul keinginan untuk terus mengajar dan belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar