DI MAN 3 BOGOR
SERPIHAN KENANGAN
PRAMUKA MAN 3 BOGOR
Salam Pramuka! Salam... pada
hakikatnya mennjadi seorang paramuka merupakan sebuah kebanggaan dan
kebahaggiaan tersendiri. Lihatlah pakaian yang kami kenakan, melekat berbagai atribut pelengkap. Terlihat gagah
dan berwibawa di mata. Setiap atribut memiliki arti dan makna masing-masing.
Selain itu, kebersamaan, kedisiplinan, kekompakan, kecekatan, kecerdasan.
Ketangkasan, dan lain-lain menjadi identitas utama yang dimiliki setiap anggota
organisasi ini. Setia, siap, dan sedia merupakan jiwa setiap anggota pramuka.
Memantapkan jiwa dan raga agar selalu tampil maksimal serta memukau dalam
menunjukan akksi, kreasi dan kreativitas di mata dunia.
Hal unik dan baru selalu
membuat seluruh anggota pramuka tergambar senyum hingga tawa di muka.
Menyenangkan dan menghilangkan kejenuhan meskipun penat berkeringat. Setiap
tetasan keringat selalu menyimpan kenangan dan kisah yang tak akan pernah
terlupakan. Disinilah serpihan itu kembali terkumpul menjadi satu. Rasanya
kenangan dhulu terputar kembali dalam memori otak ketika raga bergabung
melakukan kunjungan ambalan. Sambutan hangat seluruh anggota pramuka MAN 3
Bogor membuat moment indah dan menggembirakan.
“Selamat datang Kakak... selamat datang Kakak... selamat
datang kami ucapkan...terimalah salam dari kami yang ingin maju
bersama-sama...!” lagu khas itu sangat ramai berkumandang memenuhi ruangan.
Bergetar kaki ketika hendak melangkah masuk ke dalam ruangan. Dorongan para
Dewan Ambalan yang mempersilahkan saya masuk telah memenuhi daunn telinga. Tak
pikir panjang lagi saya langsung masuk ke dalam ruangan dan mengangkat tangan
kanan sembari mengepal yang menandakan saya memerintahkan agar seluruh anggota
pramuka di ruangan tersebut diam. Saya menatap tajam seluruh anggota pramuka dan
melemparkan senyuman. “Salam pramuka!” “salam!” sembari hormat mereka membalas
penuh dengan semangat Tergambar jelas
wajah-wajah penasaran, bingung dan tegang ketika melihat saya. Wajar saja
karena saya memang baru muncul di hadapan para anggota pramuka kelas X. Dahulu
ketika kunjungan ambalan 2017 saya tidak melakukan perkenalan seperti yang
dilakukan rekan-rekan saya para dewan kehormatan. Saya mencoba mencairkan
suasana terlebih dahulu sebelum melakukan perkenalan diri. Melakaukan
permainan. Sekadar yel-yel juga saya berikan. Seluruh anggota pramuka
menanggapi dengan antusias, seru dan menyenangkan. Setelah itu barulah saya
melakukan perkenalan diri. “perkenalkan nama saya Muhamad Iqbal, mahasiswa
STKIP Al Hikmah Surabaya prodi pendidikan bahasa Indonesia semester 1.” Tegas
kuucapkan. Semuanya langsung mengangguk paham. Setelah melakukan perkenalan
diri, saya meminta setiap anggota pramuka untuk memperkenalkan diri
masing-masing. Perkenalan yang mereka lakukan nampak sekali gugup terlebih
ketika saya meminta mereka untuk lebih tegas dan lantang ketika memperkenalkan
diri.
Monolog seputar kepramukaan saya ungkapkan di hadapan
seluruh anggota baru. Tak lupa nasihat dan motivasi disisipkan diantara monolog
tersebut. Seluruh anggota pramuka yang berada di ruangan itu diam dan
memperhatikan. Saat itu saya sangat takut bahwa pembicaraan yang dibawakan akan
membuat bosan karena semua perhatian terpusat pada saya. Terpikir sebuah ide
untuk membuat obrolan kala itu tidak garing
saya langsung bungkam. Semua orang yang ada di dalam ruangan nampak bingung
atas sikap yang saya tunjukan. Tiba-tiba saya berkata “Hai!” spontan mereka
membalas “Halo!” saya pun mengingatkan mereka untuk selalu bersikap kritis
sebagai seorang pramuka. Tak lama saya mengingatkan mengenai hal tersebut,
tepat di tempat duduk paling belakang ada yang mengacungkan tangan. Saya pikir
dia hendak izin eluar ruangan, ternyata dia ingin bertanya pada saya. Saat itu
dia bertanya mengenai pengalaman saya dimasa putih-abu menhikuti pramuka. Saya
langsung menveritakan pengalaman suka-duka di pramuka.
Pramuka selalu menciptakan pelangi yang indah di akhir
masanya. Suka-duka di pramuka terasa
indah dikala semuanya mampu dilalui dengan usaha dan kerja keras. Bersama-sama
tersenyum, tertawa, dan menangis menjadi santapan biasa yang luar biasa. Tak
ternilai harga seluruh pengalaman yang telah banyak mengukir sejarah.
Pengalaman suka-duka di pramuka itu seperti kopi yang pahit namun terasa nikmat
setelah semuanya diteguk. Panjang lebar saya bercerita mengenai pengalaman. Di
akhir saya juga menguji beberapa anggota pramuka yang hadir di ruangan tersebut
mengenai arti dan makna setiap atribut pramuka yang mereka kenakan. Sungguh
menakjubkan, seluruh anggota yang saya beri pertanyaan menjawabnya secara
lengkap dan benar. Alhamdulillah... saya sangat bersyukur pada Allah karena
kemampuan para anggota pramuka kelas X telah menguasai sebagian wawasan di kepramukaan. Puas rasanya dapat melakukan
kunjungan ambalan setelah sekian lama marantau menuntut ilmu.
Sempurnalah serpihan kenangan
setelah enam bulan saya menunggu moment berkumpul bersama Dewan Ambalan dan
angggota pramuka MAN 3 Bogor.
(min 500 Kata)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar