Rabu, 07 Maret 2018

PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA


Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1.      Rencana Pelajaran 1947
Leer plan (dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran) merupakan istilah kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan. Kata tersebut lebih populer ketimbang kurikulum. Pancasila ditetapkan sebagai asas pendidikan. Pada saat itu, sistem pendidikan kolonial Belanda masih nenpengarui kurikulum pendidikan di Indonesia. Rencana pendidikan 1947 ini dianggap sebgai pengganti sistem pendidikan kolonial pendidikan. Rencana pelajaran 1947 mulai dilaksanakan sekolah-sekolah pada tahun 1950. Menurut sejumlah kalangan, awal sejarah perkembangan kurikulum berawal daritahun 1950. Berbentuk dua hal pokok, yakni : (1) Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, (2) Garis-garis besar pengajaran.
Rencana pendidikan 1947 mengutamakan pendidikan watak dan prilaku, meliputi : (1) Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, (2) Perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani, (3) kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

2.      Rencana Pelajaran Terurai 1952
Pada tahun 1952 kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami penyempurnaan. Kurikulum pendidikan tersebut diberi nama “Rencana Pelajaran Terurai 1952.” Ciri yang menonjol dari kurikulum 1952 ialah setiap rencan pelajaran harus berisi pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Kurikulum ini merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana pelajaran terurai 1952. Mata Pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi, meliputi : (1) Jasmaniah, (2) Emosional, (3) Moral, (4) Keterampilan, (5) Kecerdasan.
Kurikulum pendidikan di Indonesia pada masa itu terus berkembang lebih terperinci dari sebelumnya. Pada masa itu dibentuk kelas masyarakat yang berisi pelajaran keterampilan agar anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP dapat langsung bekerja. Mata pelajaran yang ada pada kurikulum 1954 pada jenjang SD menurut RP 1947 meliputi : (1) Bahasa Daerah, (2) Ilmu Alam, (3) Ilmu Bumi, (4) Menggambar, (5) Seni Suara, (6) Pekerjaan Keputrian, (7) Kebersihan dan Kesehatan, (8) Pendidikan Agama, (9) Gerak Badan, (10) Didikan Budi Pekerti, (11) Pekerjaan Tangan, (12) Menulis, (13) Sejarah, (14) Ilmu Hayat, (15) Berhitung, (16) Bahasa Indonesia.

3.      Kurikulum Rencana Pendidikan 1964
Perubahan kurikulum pendidikan dilakukan pada akhir era kekuasaan Soekarno. Rencana pendidikan 1964 memiliki konsep pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif dan produktif. Kurikulum pendidikan ini mewajibkan setiap sekolah untuk membimbing  anak agar mampu mencari solusi untuk  memecahkan permasalahan. Pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis (disesuaikan dengan perkembangan anak) lebih ditekankan pada pendidikan dasar. Metode gotong royong terpimpin merupakan cara beljar yang dijalankan. Pada kurikulum 1964 dilakukan perubahan sisitem penilaian rapor bagi kelas I dan II yang semula berupa nilai angka menjadi nilai huruf. Sementara itu, bagi kelas III s.d VI tetap menggunakan penilaian angka.

4.      Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964. Kurikulum ini melakukan perubahan struktur kurikulum pendidikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 bertujuan membentuk manusia pancasila sejati. Kurikulum pendidikan ini memiliki isi yang mengarahkan setiap siswa untuk meningkatkan kualitas kecerdasan dan keterampilan. Pendekatan organisasi materi pelajaran (kecakapan khusus “pendidikan kejujuran”, pengetahuan dasar “berhitung, IPA, Pendidikan kesenian, pendidikan kesejahteraan keluarga” dan kelompok pembinaan pancasila “Pendidikan agama, PKN, Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Pendidikan Olahraga”) menjadi hal yang ditekankan pada kurikulum 1968. Terdapat 9 pelajaran.


5.      Kurikulum 1975
Kurikulum ini sebagai pengganti kurikulum 1968. Kurikulum pendidikan ini bertujuan membuat pendidikan lebih efektif dan efisien. Masa ini dikenal dengan istilah satuan pelajaran. Satuan pelajaran merupakan rencana pelajaran setiap satuan bahasa. Pada kurikulum ini segalanya lebih diperinci. Kurikulum ini banyak dikritik. Kurikulum 1975 menyibukan guru yang sering menulis rincian capaian dari setiap kegiatan pebelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara untuk Menghafal Al quran yang Baik

Cara untuk Menghafal Al quran yang Baik Sebagian besar Pondok Pesantren atau Boarding School di Indonesia menetapkan kebijakan untuk pa...