Menjadi
Identitas Siswa Indonesia
Bukan hanya karena sumber daya alam yang
membuat negara Indonesia terkenal hingga ke mancanegara tetapi, negara
Indonesia juga terkenal melalui sikap masyarakatnya yang ramah terhadap
penduduk lokal maupun asing. Identitas ramah tersebut tergambarkan melalui cara
bersikap masyarakat Indonesia yang berbeda dengan masyarakat di negara lain.
Masyarakat Indonesia selalu tersenyum, menyapa, bersikap sopan dan santun
terhadap orang-orang, serta mengucapkan salam ketika bersua dengan orang lain
dimanapun berada. Belum tentu masyarakat di negara lain melakukan hal yang sama.
Hal inilah yang membuat banyak penduduk dunia mengakui keramahan masyarakat
Indonesia. Cara bersikap masyarakat Indonesia ini disebut dengan istilah 5 S
(senyum, sapa, salam, sopan, dan santun).
5 S bukanlah sesuatu instan yang terbentuk
sejak lahir, melainkan membutuhkan proses panjang agar dapat terpatri di hati
setiap putra dan putri negeri. Proses pembiasaan sikap ini telah diajarkan
semenjak individu duduk di bangku sekolah. Dimulai dari Jenjang SD sampai
dengan SMA. Penekanan mengenai sikap senantiasa disampaikan setiap guru. Hingga
akhirnya pembiasaan dan penekanan mengenai sikap tersebut menjadi identitas siswa
Indonesia sebagai bekal dikala dewasa untuk hidup bernegara. Dimanapun berada
dan dengan siapapun para siswa Indonesia belajar pastilah senantiasa menjunjung
tinggi sikap 5 S tersebut. Berikut adalah sikap 5 S yang menjadi identitas siswa
Indonesia.
1. Tersenyum
Tersenyum disaat hati tentram merupakan hal
yang lumrah bagi setiap orang. Namun, apabila mampu memberikan senyuman disaat
suasana hati sedang tidak enak, tentu akan menjadi hal yang sangat luar biasa. Banyak
orang yang tidak menyadari tentang sikap siswa Indonesia yang juga seperti itu.
Meskipun hati dalam keadaan tidak menyenangkan tetap saja mampu memberikan
senyuman ketika berinteraksi dengan orang lain. Jadi, tak ada hambatan untuk
tersenyum bagi kebanyakan siswa Indonesia. Selain itu, tersenyum merupakan
sedekah. Sesuai dengan hadist yang berbunyi:
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Artinya: “Senyummu di depan
saudaramu, adalah sedekah bagimu” (Sahih, H.R. Tirmidzi no 1956).
2.
Mengucapkan Salam Terhadap Sesama dan Orang Tua
Terdapat hadist yang menyatakan
mengenai hukum memberikan salam merupakan sunnah. Hadit tersebut berbunyi:
“Dari
Ali bin Abi Thalib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sudah
mencukupi untuk suatu rombongan jika melewati seseorang, salah satu darinya
mengucapkan salam.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Siswa
Indonesia telah menjalankan salah satu sunnah yang telah menjadi kebiasaan
dalam memulai sesuatu. Sunnah yang dimaksud ialah mengucapkan salam. Mengucapkan
salam telah menjadi kebiasaan bagi setiap siswa Indonesia. Setiap bertemu
dengan sesama maupun orang tua pastilah mengucapkan salam. Salam diberikan
sebagai bentuk kehangatan siswa Indonesia. Seperti halnya ketika mengucapkan
saat bertemu di tempat-tempat umum. Ucapan
salam tersebut dapat menggunakan salam sesuai agama yang dianut maupun sekedar
kalimat selamat pagi, siang, sore atupun malam. Dengan ucapan salam tentu
menambah bukti keramahan masyarakat Indonesia.
3.
Menyapa Semua Kalangan
Menyapa menjadi kebiasaan paling mencolok yang
kerap dilakukan para siswa Indonesia. Tak peduli seberapa dekat hubungan sosial
antara satu sama lain bahkan sekalipun belum kenal dengan orang yang disapa.
Setiap bersua ditempat-tempat umum pastilah menyapa. Beragam cara yang
dilakukan setiap siswa Indonesia dalam menyapa. Seperti melakukan panggilan
sapaan biasa (hai, hallo, dll) maupun dengan nama panggilan orang yang ingin
disapa. Hal yang paling penting dari hal menyapa ini yakni pasti sudah mencakup
senyum dan salam. Kedua hal yang menjadi bagian tak terlepaskan ketika menyapa.
4.
Sopan dalam bersikap
Sikap inilah yang sangat dijjunjung tinggi para
siswa Indonesia. Bersikap sopan menjadi budaya baik yang dimiliki siswa
Indonesia di mata dunia. Tak setiap orang diseluruh dunia mau untuk merendah
apabila bersua dengan orang yang lebih tua dan mau menghargai apabila bersia
dengan orang yang lebih muda. Seperti halnya budaya cium tangan kepada setiap
orang yang lebih tua, mengucapkan permisi saat melintas dihadapan orang lain,
dll. Tidak jauh berbeda dengan sapa, sopan pun sudaha mencakup tiga hal
sebelumnya, yakni salam, sopan, dan santun.
5.
Santun dalam Bertutur Kata
Setiap
siswa Indonesia sudah diajarkan mengenai cara bertutur kata yang santun
semenjak diajarkan berbicara saat masih bayi.Tidaklah pernah siswa diajarkan
untuk membantah perkataan orang lain dengan cara yang negatif. Seperti halnya
ketika menyampaikan sebuah pesan kepada orang yang lebih tua atau ketika
meminta bantuan kepada orang yang lebih muda. Kedua hal tersebut dilakukan
dengan menuturkan ujaran penuh kesantunan. Di dalam memberikan timbal balik
ketika diperintah orang tua pun dilakukan dengan ucapan yang santun. Tidaklah
pernah diajarkan untuk membentak. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا
تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ
عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا
تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ
مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Artinya: “Dan Rabb-mu telah
memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau
membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah,
‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
pada waktu kecil.” (Al-Israa’ : 23-24).
Demikianlah 5 S yang menjadi identitas siswa
Indonesia. Seluruh sikap mengikat antara satu sama lain. Marilah kita
pertahankan sikap yang menjadi sambutan baik warga dunia kepada negara
Indonesia. Ramah akan selalu abadi dan melekat menajdi identitas siswa
Indonesia dan umumnya masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar