Minggu, 16 September 2018

A5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) Menjadi Identitas Siswa Indonesia


A5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun)
Menjadi Identitas Siswa Indonesia
Bukan hanya karena sumber daya alam yang membuat negara Indonesia terkenal hingga ke mancanegara tetapi, negara Indonesia juga terkenal melalui sikap masyarakatnya yang ramah terhadap penduduk lokal maupun asing. Identitas ramah tersebut tergambarkan melalui cara bersikap masyarakat Indonesia yang berbeda dengan masyarakat di negara lain. Masyarakat Indonesia selalu tersenyum, menyapa, bersikap sopan dan santun terhadap orang-orang, serta mengucapkan salam ketika bersua dengan orang lain dimanapun berada. Belum tentu masyarakat di negara lain melakukan hal yang sama. Hal inilah yang membuat banyak penduduk dunia mengakui keramahan masyarakat Indonesia. Cara bersikap masyarakat Indonesia ini disebut dengan istilah 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun).
5 S bukanlah sesuatu instan yang terbentuk sejak lahir, melainkan membutuhkan proses panjang agar dapat terpatri di hati setiap putra dan putri negeri. Proses pembiasaan sikap ini telah diajarkan semenjak individu duduk di bangku sekolah. Dimulai dari Jenjang SD sampai dengan SMA. Penekanan mengenai sikap senantiasa disampaikan setiap guru. Hingga akhirnya pembiasaan dan penekanan mengenai sikap tersebut menjadi identitas siswa Indonesia sebagai bekal dikala dewasa untuk hidup bernegara. Dimanapun berada dan dengan siapapun para siswa Indonesia belajar pastilah senantiasa menjunjung tinggi sikap 5 S tersebut. Berikut adalah sikap 5 S yang menjadi identitas siswa Indonesia.
1.    Tersenyum
Tersenyum disaat hati tentram merupakan hal yang lumrah bagi setiap orang. Namun, apabila mampu memberikan senyuman disaat suasana hati sedang tidak enak, tentu akan menjadi hal yang sangat luar biasa. Banyak orang yang tidak menyadari tentang sikap siswa Indonesia yang juga seperti itu. Meskipun hati dalam keadaan tidak menyenangkan tetap saja mampu memberikan senyuman ketika berinteraksi dengan orang lain. Jadi, tak ada hambatan untuk tersenyum bagi kebanyakan siswa Indonesia. Selain itu, tersenyum merupakan sedekah. Sesuai dengan hadist yang berbunyi:


تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Artinya: “Senyummu di depan saudaramu, adalah sedekah bagimu” (Sahih, H.R. Tirmidzi no 1956).
2.    Mengucapkan Salam Terhadap Sesama dan Orang Tua
Terdapat hadist yang menyatakan mengenai hukum memberikan salam merupakan sunnah. Hadit tersebut berbunyi:
 Dari Ali bin Abi Thalib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sudah mencukupi untuk suatu rombongan jika melewati seseorang, salah satu darinya mengucapkan salam.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Siswa Indonesia telah menjalankan salah satu sunnah yang telah menjadi kebiasaan dalam memulai sesuatu. Sunnah yang dimaksud ialah mengucapkan salam. Mengucapkan salam telah menjadi kebiasaan bagi setiap siswa Indonesia. Setiap bertemu dengan sesama maupun orang tua pastilah mengucapkan salam. Salam diberikan sebagai bentuk kehangatan siswa Indonesia. Seperti halnya ketika mengucapkan saat bertemu di tempat-tempat umum.  Ucapan salam tersebut dapat menggunakan salam sesuai agama yang dianut maupun sekedar kalimat selamat pagi, siang, sore atupun malam. Dengan ucapan salam tentu menambah bukti keramahan masyarakat Indonesia.
3.    Menyapa Semua Kalangan
Menyapa menjadi kebiasaan paling mencolok yang kerap dilakukan para siswa Indonesia. Tak peduli seberapa dekat hubungan sosial antara satu sama lain bahkan sekalipun belum kenal dengan orang yang disapa. Setiap bersua ditempat-tempat umum pastilah menyapa. Beragam cara yang dilakukan setiap siswa Indonesia dalam menyapa. Seperti melakukan panggilan sapaan biasa (hai, hallo, dll) maupun dengan nama panggilan orang yang ingin disapa. Hal yang paling penting dari hal menyapa ini yakni pasti sudah mencakup senyum dan salam. Kedua hal yang menjadi bagian tak terlepaskan ketika menyapa.



4.    Sopan dalam bersikap
Sikap inilah yang sangat dijjunjung tinggi para siswa Indonesia. Bersikap sopan menjadi budaya baik yang dimiliki siswa Indonesia di mata dunia. Tak setiap orang diseluruh dunia mau untuk merendah apabila bersua dengan orang yang lebih tua dan mau menghargai apabila bersia dengan orang yang lebih muda. Seperti halnya budaya cium tangan kepada setiap orang yang lebih tua, mengucapkan permisi saat melintas dihadapan orang lain, dll. Tidak jauh berbeda dengan sapa, sopan pun sudaha mencakup tiga hal sebelumnya, yakni salam, sopan, dan santun.

5.    Santun dalam Bertutur Kata
Setiap siswa Indonesia sudah diajarkan mengenai cara bertutur kata yang santun semenjak diajarkan berbicara saat masih bayi.Tidaklah pernah siswa diajarkan untuk membantah perkataan orang lain dengan cara yang negatif. Seperti halnya ketika menyampaikan sebuah pesan kepada orang yang lebih tua atau ketika meminta bantuan kepada orang yang lebih muda. Kedua hal tersebut dilakukan dengan menuturkan ujaran penuh kesantunan. Di dalam memberikan timbal balik ketika diperintah orang tua pun dilakukan dengan ucapan yang santun. Tidaklah pernah diajarkan untuk membentak. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Artinya: Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Al-Israa’ : 23-24).
Demikianlah 5 S yang menjadi identitas siswa Indonesia. Seluruh sikap mengikat antara satu sama lain. Marilah kita pertahankan sikap yang menjadi sambutan baik warga dunia kepada negara Indonesia. Ramah akan selalu abadi dan melekat menajdi identitas siswa Indonesia dan umumnya masyarakat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara untuk Menghafal Al quran yang Baik

Cara untuk Menghafal Al quran yang Baik Sebagian besar Pondok Pesantren atau Boarding School di Indonesia menetapkan kebijakan untuk pa...