Minggu, 16 Desember 2018

Cara untuk Menghafal Al quran yang Baik


Cara untuk Menghafal Al quran yang Baik
Sebagian besar Pondok Pesantren atau Boarding School di Indonesia menetapkan kebijakan untuk para siswa/santrinya menghafal Al quran agar dapat menjadi hafidz. Dimulai dari jenjang SLTP (Sekolah Lannjutan Tingkat Pertama) hingga SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) keduanya mentapkan kebijakan yang sama. Bahkan kuantitas dari setiap hafalan disamakan. Hal yang sedikit membedakan terdapat pada kualitas hafalan ketika dilafalkan. Kemampuan siswa/santri SLTA memiliki keunggulan dibandingkan SLTA dalam melafalkan hafalan dikarenakan rata-rata dari mereka sudah ada yang pernah  menjalani pendidikan di SLTP sehingga menjadi lebih berpengalaman. Sebaliknya, siswa yang baru dan belum pernah berpengalaman kesulitan dalam beradaptasi menjalani kegiatan dan kebijakan di Pondok Pesantren modern tersebut. Terutama dalam menghafal Al quran. Tentu tidak bisa sembarangan dalam membaca dan mempelajari Al quran. Setiap siswa harus memiliki dan  mendapatkan ilmu serta aturan  dalam membacanya, baik dari segi tajwid, waqaf dan makharijal huruf harus betul. Berikut tips-tips untuk menghafal Al quran yang baik.
Pertama, mengikhlaskan niat. Hal terpenting untuk mengawali kegiatan menghafal Al quran itu dengan cara mengikhlaskan niat. Seluruh hal baik itu harus di awali dengan hati yang ikhlas. Menghafal Al quran juga termasuk hal baik. Percuma saja apabila niat dalam menghafal Al quran tidak iklhlas karena Allah swt melainkan hanya untuk Ria dan pamer. Hasil dari usaha untuk menghafal akan sia-sia. Lain halnya apabila kita menghafal Al quran dengan niat iklhlas karena Allah, insyallah akan dibantu dan dipermudah oleh Allah. Pada hakikatnya hambatan terbesar dalam menghafal adalah rasa malas. Oleh karena itu, pertolongan dan bantuan Allah sangat dibutuhkan.
Kedua, memperbaiki bacaan. Sebelum memulai menghafalkan Al quran, haruslah diperbaiki setiap surat yang dibaca. Perhatikan huruf dan hukum bacaannya agar tidak terjadi kesalahan ketika selesai dihafal. Apabila terjadi kesalahan pengucapan pada huruf ataupun hukum bacaan maka akan merubah arti dan makna setiap ayat pada Al quran. Sangatlah penting untuk teliti dalam membaca dan memperbaiki bacaan.
Ketiga, menghafal perhalaman atau perayat. Para penghafal Al quran dapat menghafal perhalaman atau perayat. Akan tetapi, sebelumnya haruslah dibaca ulang minimal sebanyak 50x agar setiap ayat yang dihafal benar-benar diketahui secara detail mulai dari hukum bacaan, pengucapan setiap huruf dan lain-lain. Insyallah dengan cara seperti ini akan mempercepat dan memperkuat hafalan.
Ketiga, pasang target menghafal. Biasanya ketika hafalan kita sudah banyak pasti akan mengalami berbagau kendala, seperti: susah masuk dan hafalan yang sudah dihafal lupa lagi. Sehingga mengakibatkan turunnya semangat untuk menghafalkan Al quran dan kita menganggap bahwa Al quran sangat sulit untuk dihafal. Oleh karena itu, memasang target sangatlah penting karena disaat semangat kita turun karena hal-hal tersebut akan selalu ingat dengan impian menjadi penghafal Al quran. Akhirnya semangat pun tumbuh kembali.
Keempat, mengulang-ulang hafalan dan terus membaca Al quran. Cara  untuk memperkuat hafalan haruslah terus mengulang-ulang hafalan dan terus membaca Al quran. Sehingga setiap surat yang telah dihafal tidak akan lupa.
Kelima, memperbanyak mendengar bacaan Al quran. Faktor lain untuk memperkuat hafalan dengan cara memperbanyak mendengarkan bacaan Al quran. Dapat menggunakan MP3 yang berisikan audio surat-surat Al quran. Sehingga kita mendengarkannya kapan saja.
Jadi, dapat disimpulkan mengetahui problematika dan solusi dalam menghafal Al quran sangatlah penting untuk menunjang keberlangsungan dan ketetapan hati juga diri dalam menghafal Al quran. Terutama pada siswa atau siapa saja yang sebelumnya belum pernah menghafal Al quran tapi ingin menghafalkan Al quran.

Minggu, 25 November 2018

Guru Idola


Guru Idola
Pada umumnya setiap manusia memiliki idola. Siapapun dan apapun alasan yang membuat seseorang tersebut diidolakan pasti memiliki suatu keistimewaan. Keistimewaan berarti kepemilikan sesuatu hal yang tidak dimiliki oleh orang lain. Bisa dalam bentuk fisik, hati, ataupun bakat dalam diri. Sulit untuk memastikan perihal alasan seseorang menyukai orang lain dan menjadikannya idola. Tetaplah mengacu pada suatu keistimewaan.
Berbicara perihal keistimewaan, setiap orang sudah seharusnya memiliki keistimewaan untuk mendapatkan perhatian lebih dan dirindukan banyak orang. Keistimewaan itu dapat dijadikan senjata dalam profesi yang digeluti dalam mengais rezeki halal sang ilahi. Keistimewaan akan menempatkan seseorang pada tempat yang sangat spesial. Cari dan temukanlah keistimewaan tersebut dengan cara sesuai hati diri sendiri.
Ambilah salah satu contoh profesi paling mulia di dunia ini yakni, menjadi guru. Guru berarti seseorang yang mampu memberikan contoh dan menjadi teladan bagi semua orang. Menjadi guru bukanlah perkara mudah. Menjadi guru harus siap menjadi cermin. Cermin yang dapat memantulkan dan menularkan sikap baik minimal mencapai level serupa kata dan perilaku sang guru. Sebelum menjadi cermin, guru harus memiliki keistimewaan agar keberhasilan dalam mendidik para siswa berhasil. Keistimewaan yang dimiliki seorang guru tentu akan menarik perhatian para siswa. Keberhasilan menarik perhatian siswa menjadi kunci dalam kemudahan memantulkan cermin kebaikan.
Guru yang istimewa akan menjadi primadona para siswa. Guru yang istimewa berarti telah menjadi idola para siswa. Setiap guru wajib memiliki keistimewaan atau senjata kunci dalam menaklukan hati para siswa. Setiap guru harus mengetahui resep menjadi guru idola yang dirindu setiap siswa. Tanpa gelar idola guru akan sulit menggapai tujuan mencerdaskan dan membentuk karakter anak bangsa dengan target di level luar biasa. Inilah beberapa cara untuk menjadi guru idola, antara lain.
1.    Mengenal watak, minat, dan bakat siswa
Jadilah guru yang mengenal watak, minat, dan bakat siswa. Jika seorang guru dapat mengerti watak, minat, dan bakat siswa maka dalam hal mendidik akan mendapatkan kemudahan. Seorang guru dapat menyesuaikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan watak, minat, dan bakat setiap siswa. Misal, seorang guru mengajar di kelas yang siswanya menyukai cerita. Guru harus mengintegrasikan starategi pembelajaran dengan membawakan materi pembelajaran beriringan dengan cerita. Pengetahuan mengenai watak, minat, dan bakat siswa menjadi kunci kesuksesan dalam mendidik siswa dan karir sebagai guru.
2.    Bersikap tegas, ramah dan menyenangkan kepada setiap siswa
Jadilah guru yang tegas, ramah dan menyenangkan sepanjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Ketegasan akan membuat martabat seorang guru terjaga di mata semua orang termasuk siswa. Tak akan ada siswa yang berani melunjak jika ketegasan telah dijalankan. Keramahan akan menciptakan keharmonisan dalam kegiatan pembelajaran. Guru tak akan dibenci siswa maupun seluruh guru serta pimpinan sekolah. Adapun hal menyenangkan akan membuat siswa ceria dan riang dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Guru yang menyenangkan akan mampu menciptakan gurat senyum di wajah para siswa.
3.    Memiliki banyak media pembelajaran yang menarik
Jadilah guru yang memiliki banyak media pembelajaran menarik. Setiap kali mengajar guru haruslah mengawalinya dengan sesuatu yang menarik. Pada umumnya siswa akan merasa bosan apabila guru monoton dalam mengadakan variasi pembelajaran. Oleh karena itu, keinginan menjadi guru idoal harus terlebih dahulu memiliki bergaam media pembelajaran yang menarik.
Itulah tiga hal yang harus dilakukan apabila menginginkan menjadi guru idola para siswa. Ketiga hal di atas yang sangat mungkin dilakukan dan diusahakan. Perlulah adanya sepirit lebih dalam memperjuangkan kata idola untuk bersanding dengan kata guru. Jadilah guru idola.






Minggu, 04 November 2018

Utamakan Bahasa Indonesia-Lestarikan Bahasa Daerah Kuasai Bahasa Asing


Utamakan Bahasa Indonesia-Lestarikan Bahasa Daerah
 Kuasai Bahasa Asing
Indonesia merupakan negara besar yang memiliki banyak keberagaman. Salah satu keberagaman itu terdapat pada bahasa. Bahasa yang dimaksud ialah bahasa daerah. Indonesia seperti rumah bagi berbagai macam bahasa daerah. Menurut Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan Kebudayaan, bahasa daerah yang terdata pada tahun 2018 sebanyak 652. Papua menjadi daerah yang menyumbang banyak keragaman bahasa di Indonesia yakni sebanyak 384 bahasa daerah.
Keragaman bahasa sudah mutlak melekat pada bangsa Indonesia tetapi tak menyurutkan persatuan dan kesatuan kehidupan bernegara. Masyarakat Indonesia sangat toleran terhadap sesama putra dan putri bangsa. Tidak pernah membeda-bedakan seseorang meskipun dari segi bahasa jelas tak sama. Masyarakat Indonesia dilingkupi jiwa persaudaraan bhineka tunggal ika yang tertanam pada hati setiap pribadi. Toleransi juga diperkuat dengan hadirnya bahasa pemersatu dan penumbang keberagaman yang membuat kokoh tali persaudaraan. Bahasa pemersatu yang lahir pada saat peristiwa sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa yang dimaksud yakni bahasa Indonesia. Bahasa yang juga di cantumkab pada teks sumpah pemuda poin ketiga, “… Menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Bahasa pemersatu yang telah diambil sumpah oleh para pemuda untuk dijunjung tinggi.
Diketahui bersama, sejak dahulu kala melalui sumpah pemuda bahasa Indonesia telah dijunjung bersamaa, hingga kini tetap dijunjung dan sedang diperjuangkan menjadi bahasa Internasional. Bahasa Indonesia akan semakin spesial dihati masyarakat Indonesia dengan adanya cita-cita menginternasionalisasikan bahasa Indonesia. Ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk menjayakan  bahasa Indonesia di tingkat Internasional. Tiga hal tersebut ialah mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa Indonesia, dan menguasai bahasa asing.
Utamakan Bahasa Indonesia
Usaha menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional tidak akan berhasil apabila masyarakatnya sendiri bersikap acuh. Jika masyarakat bersikap acuh terhadap bahasa Indonesia maka secara tidak langsung telah menganggap bahasa Indonesia itu mudah (sehingga tak perlu belajar secara mendalam) dan bahasa Indonesia itu bukan bahasa utama (meskipun penggunaannya dicampur dengan bahasa lain tidak menjadi masalah). Pada kenyataannya, fenomena yang terjadi saat ini memang tak berbeda jauh dengan dua hal yang telah disebutkan. Banyak masyarakat yang tidak mengutamakan dan menerapkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Misal, penulisan pengingat di tempat-tempat umum (seperti, male/female pada toilet) atau penulisan pemberitahuan  (seperti, tulis x jika cancel makan). Selain itu, banyak masyarakat yang mencampuradukkan pelafalan bahasa Indonesia dengan bahasa asing ataupun bahasa tidak baku. Dua fenomena penggunaan bahasa secara tertulis dan lisan seperti di atas seharusnya tidak dilakukan mengingat bahasa Indonesia yang sedang diperjuangkan menjadi bahasa Internasional. Oleh karena itu, mulailah untuk mengutamakan bahas Indonesia dimanapun dan apapun kondisinya.

Lestarikan Bahasa Daerah
Keunikan bahasa daerah akan membuat masyarakat asing tertarik dengan negara Indonesia. Terlebih lagi jika masyarakat asing mengetahui keunikan bahasa di Indonesia yang disatukan oleh bahasa pemersatu yakni bahasa Indoensia, maka tak menutup kemungkinan bahasa Indonesia akan menarik minat orang asing untuk dipelajari. Ketika orang asing tertarik dengan bahasa daerah di Indonesia otomatis juga akan mempelajari bahasa yang dapat berkomunikasi langsung dengan penutur bahasa daerah tersebut. Pada dasarnya pula, bahasa Indonesia merupakan serapan dari berbagai macam bahasa daerah di Indoenesia. Oleh karena itu, penting bagi setiap warga negara Indonesia tetap melestarikan bahasa daerah yang juga merupakan harta warisan luhur bangsa.

Kuasai Bahasa Asing
Demi mewujudkan cita-cita menduniakan bahasa Indonesia. Penting untuk menguasai berbagai bahasa asing dalam berkomunikasi untuk mempromosikan dan mengajarkan bahasa Indonesia kepada warga asing. Karena mustahil apabila promosi dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia langsung kepada penduduk asing. Selain itu, proses pembelajaran bahasa Indonesia kepada orang-orang asing perlu menggunakan bahasa mereka. Dengan memberikan pengajaran bahasa Indonesia dengan bahasa asing yang mereka pahami maka akan membuat paham orang asing yang belajar bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai warga negara Indonesia haruslah menguasai bahasa asing demi menjayakan bahasa Indonesia di dunia.
Itulah tiga hal yang harus diketahui dan dipahami bersama. Betapa penting untuk mengutamakan bahasa Indonesia dimanapun berada dan dengan siapapun berkomunikasi, melestarikan bahasa daerah dengan memperkenalkan pada masyarakat dunia, dan menguasai bahasa asing sebagai sarana berkomunikasi dalam meluaskan pemahaman mengenai bahasa Indonesia pada orang asing.

Senin, 22 Oktober 2018

Psikologi Perkembangan Psikomotor Dengan Kondisi Indonesia


RESUME
Psikologi Perkembangan Psikomotor
Dengan Kondisi Indonesia

Secara bahasa psikologi berarti ilmu jiwa. Adapun yang dimaksud dengan perkembangan psikomotor adalah perkembangan sehubungan dengan perilaku motorik (koordinasi fungsional neuromuscular system) dan fungsi psikis (konatit, kognitif, dan afektif). Jadi, psikologi perkembangan psikomotor adalah ilmu perkembangan ilmu jiwa yang berkaitan dengan motorik dan fungsi psikis. Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dan dari yang kasar pun global (grass bodily movements) kepada yang harus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).
Perkembangan psikomotor memiliki tiga karakteristik. Pertama, perkembangan pada masa kanak-kanak ditandai oleh banyak hal seperti mampu melopat 15—24 inchi, bisa berjingkrak, dan bisa menaiki tangga tanpa bantuan, Semakin lama anak-anak akan bisa mengontrol berbagai tindakan yang dilakukan. Perkembangan berikutnya ialah mandi, membantu orang lain, menggambar, makan, menulis, dan sebagainya.. Kedua, Perkembangan psikomotor pada masa remaja ditandai dengan keterampilan psikomotor berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi. Kemampuan psikomotor terus meningkat dalam hal kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada laki-laki lebih tinggi dari perempuan karena perkembangan psikomotor pada perempuan akan terhenti setelah mengalami menstruasi. Ketiga, perkembangan psikomotor pada masa dewasa menjadi puncak dari seluruh perkembangan psikomotor. Latihan merupakan hal penentu dalam perkembangan psikomotor. Melalui latihan yang trelarut dan terprogram, keterampila psikomotor akan bisa ditingkatkan juga dipertahankan. Semua system gerak dan koordinasi dapat berjalan dengan baik.
Di dalam perkembangan psikomotor juga terdapat perbandingan antara pria dan wanita. Seperti psikomotor pada pria yangmemiliki kemampuan berlari lebih baik tetapimenggunting dan menyusun krang rapi, memiliki kemampuan menulis dan cendrung menyukai olahraga fisik yang menantang. Berbeda dengan wanita, psikomotor dari mulai cara berjalan bukan kaku tetapu lemah gemulai, memilki kemampuan menulis, kemampuan berlarinya rendah tetapi menggunting dan menyusun lebih ahli pun rapi ketimbang pria, dan wanita lebih menyukai olahraga ringan atau sederhana.
Adapun dua faktor yang mempengaruhi perkembangan psikomotor. Pertama, faktor dari dalam (keturunan/gen dari orang tua, gangguan emosional, perkembangan system syaraf, pertumbuhan otot, perkembangan kelenjar endokrin dan perubahan struktur tubuh). Kedua, faktor dari luar (lingkungan dan pola asuh). Berdasarkan penjelasan beberapa paragraph di atas mengenai perkembangan psikomotor, selanjutnya akan di hubungkan dengan kondisi Indonesia.
Implikasi pendidikan pada anak Indonesia. Tentu saja masa anak-anak adalah masa bermain dan belajar. Pada masa inilah titik awal pondasi pembelajaran dimulai. Pada masa anak-anak tidak akan bisa mendidik dengan cara yang kaku tetapi harus dengan cara yang menyenangkan (seperti sembari bermain). Pada masa anak juga perkembangan psikomotor perlu ditekankan pada aspek sikap sebagai bentukan awal mereka. Kita ketahui bersama bahwa sangan penting pendidikan sikap digalakkan sejak dini. Jika pendidikan tentang sikap yang baik dan benar itu tidak dijalankan maka ketika remaja ataupun dewasa mereka belum kaan terbiasa menjalankan sikap baik dan benar. Jangankan menjalankan, diajari saja pasti kebnyakan menolak. Oleh sebab itu, pendidikan pada anak Indonesia dalam hal psikomotor ini perlu ditekankan pada aspek sikap.
Implikasi pendidikan pada remaja Indonesia. Masa remaja merupakan masa krusial di dalam sebuah kehidupan. Banyak drama tercipta di masa ini. Drama itu bisa berbentuk positif ataupu berbentuk negatif. Pada masa remajalah seseorang telah memulai perjuangan dan perjalanan untuk meniti kesuksesan. Misal, dengan berlomba-lomba menjadi yang terdepan dalam prestasi. Sekarang kita tengok gambaran besar remaja Indonesia. Banyak yang berprestasi dan banyak pula yang menjadi ironi. Dapat diketahui bersama seperti perihal berpacaran, tawuran antar pelajar, dan halhal negatif lainnya seakan-akan sudah biasa dilakukan remaja Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting menerapkan konsep yang pendidikan psikomotor pada remaja Indonesia yang mengharuskan mereka mengerti mengenai suatu hal. Perlu ada bimbingan untuk remaja dalam menyikapi hal sosial agar terarah.
Implikasi pendidikan pada orang dewasa Indonesia. Kekurangan psikomotor masa ini pada orang dewasa Indonesia adalah orang dewasa di Indonesia berpikir kritis dan kurang baik dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Pada psikomotor masa dewasa ini perlu di tekankan untuk focus pada aspek pengetahuan dengan mengeneralisasi.

Sabtu, 20 Oktober 2018

Spirit Literasi Bangsa Indonesia


Spirit Literasi Bangsa Indonesia
Spirit berarti semangat. Adapun secara bahasa yang dimaksud dengan literas yakni keberaksaraan (kemampuan menulis dan membaca). Secara istilah yang dimaksud dengan literasi adalah kemampuan melek huruf (aksara) yang di dalamnya mencakup kemampuan menulis dan membaca. Makna literasi juga termasuk dalam kemampuan untuk mengenali dan memahami berbagai ide yang disampaikan melalui video ataupun gambar. Jadi, spirit literasi adalah semangat berkemampuan membaca dan menulis secara berkelanjutan. Membaca maupun menulis dilakukan tanpa henti dan jeda. Sehubungan pula dengan spirit literasi, bagaimana kondisi terkini semangat yang dimiliki bangsa Indonesia terhadap budaya literasi? Apakah bangsa Indonesia sangat antusias menjalankan? Atau antusias menggalakkan tetapi tidak menerapkan?
Menurut reportase yang dimuat di koran republika, budaya literasi bangsa Indonesia masih sangat rendah. Ketua Forum Pengembangan Budaya Literasi Indonesia Satria Darma mengatakan, berdasarkan survei banyak lembaga internasional, budaya literasi masyarakat Indonesia kalah jauh dengan negara lain di dunia. Banyak pakar dan ahli bahasa yang menyebutkan bahwa bangsa Indonesia belum merdeka dari belenggu kemalasan untuk berliterasi. Penelitian yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2012 menunjukkan, Indonesia menduduki peringkat 60 dengan skor 396 dari total 65 peserta negara untuk kategori membaca. Hasil ukur membaca ini mencakup memahami, menggunakan, dan merefleksikan dalam bentuk tulisan. Skor rata-rata internasional yang ditetapkan oleh PISA sendiri adalah sebesar 500.
Capaian itu tentu turun dibandingkan peringkat Indonesia pada 2009 di urutan 57 dengan skor 402 dari total 65 negara. Pada tahun tersebut, skornya memang naik tetapi peringkatnya turun. Sedangkan pada 2006, Indonesia menduduki peringkat membaca 48 dengan skor 393 dari 56 negara. Di kawasan Asia Tenggara, kemampuan terbaik literasi membaca pada penelitian PISA tahun 2012 dipegang oleh Singapura yang menduduki peringkat ke 3 dengan perolehan skor 542. Adapun negara tetangga Malaysia ada di atas Indonesia dengan peringkat 59 dengan skor 398.
Berdasarkan data nyata dipaparkan oleh berbagai penelitian seperti yang tercantum di atas dapat diketahui bahwa spirit literasi bangsa Indonesia masih sangat rendah. Pencapaian ini sungguh ironi dan sangat disayangkan bangsa Indonesia masih berada di bawah negara yang sebenarnya dahulu belajar pada kita. Apabila budaya literasi terus menerus stagnan terlebih menurun maka bangsa Indonesia dapat dipastikan akan tertinggal jauh dari negara lain. Sekadar mimpi bangsa Indonesia yang digembar-gemborkan akan menjadi negara super power di dunia. Sulit untuk menjadi negara maju jika kemauan berliterasinya kurang. Begitu banyak manfaat dari budaya literasi yang dapat bangsa Indonesia petik secara cuma-cuma, seperti bermanfaat untuk menambah kosa kata atau perbendaharaan kata setiap warga negara, mengoptimalkan kerja otak, meningkatkan focus dan konsentrasi, mengembangkan kemampuan verbal, melatih kemampuan berpikir dan menganalisa, meningkatkan kemampuan interpersonal, menambah wawasan dan informasi baru, dan lain-lain.
Spirit literasi bangsa Indonesia perlu kembali dipompa mengingat cita-cita dan harapan besar jutaan masyarakatnya yang menginginkan adanya kemajuan di era miliineal ini. Seluruh masyarakat bangsa Indonesia perluberpern aktif mensosialisasikan, mengamalkan, dan membiasakan budaya literasi menjadi agenda rutin setiap hari. Membiasakan berliterasi setiap hari seperti sekadar membaca buku ataupu menulis merupakan sesuatu yang sangat berharga. Jika spirit literasi ini berhasil tertanamkan di jiwa bangsa Indonesia maka bukan tidak mungkin negara Indonesia akan betul-betul menjadi negara maju di dunia Internasional. Sebagaimana firman Allah swt yang berbunyi:
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS.ar-Ra’d:11)
Maksudnya, jika bangsa Indonesia terus menerus stagnan pada spirit literasi yang rendah seperti sekarang maka mustahil menjadi negara maju tetapi jika bangsa Indonesia ada kehendak merubah spirit literasi menjadi semangat berapi-api (meningkatkan semangat literasi) maka tidak mustahil untuk maju. Allah mengetahui segala apa yang bangsa Indonesia kerjakan. Oleh karena itu, dengan diiringi usaha berliterasi insyaallah Allah akan membantu.


Minggu, 14 Oktober 2018

Buku Menjadi Sumber Inspirasi dan Media Berbagi


Buku Menjadi Sumber Inspirasi dan Media Berbagi
Buku merupakan jendela dunia. Istilah yang sangat sesuai dengan manfaat dan fungsi pada benda mati bernama buku. Buku memang seperti jendela yang membantu manusia untuk melihat berbagai objek di luar maupun di dalam. Begitupun dengan buku, ia membantu para pembaca melihat berbagai objek di luar maupun di dalam.
Buku adalah sekumpulan kertas bersisi tulisan ataupun gambar yang dijilid menjadi satu kesatuan. Sederhana bukan? Meskipun sangat sederhana, buku memiliki arti yang mahal. Terbukti dari berbagai tuturan pembaca yang menyatakan bahwa buku menjadi sahabat baik dalam kesendirian. Tentu saja buku yang dimaksud sebagai sahabat ialah beragam jenis buku.
Beragam jenis buku telah dikelompokkan sesuai dengan isi yang ditulis di dalamnya. Ada novel yang berisi cerita, buku ajar berisi berbagai materi sesuai tajuk yang tertera pada cover, buku latalog, dan lain-lain. Buku novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang tidak formal karena cenderung menggunakan bahasa yang tidak baku dan berisi cerita  fiksi serta non fiksi. Berbeda dengan buku ajar ataupun buku akademis yang menggunakan bahasa baku dan formal.
Buku menjadi alternatif sumber inspirasi dan motivasi. Sebagaimana novel, didalamnya berisi cerita yang dapat menginspirasi dan memotivasi para pembaca. Banyak orang yang telah membuktikan ketika berada dalam keterpurukan mental kemudian bangkit kembali setelah membaca buku. Sebagai contoh buku religi tentang kekuatan memberi dengan judul Kun Fa Yakun karya Ust. Yusuf Mansur. Ustaz Yusuf Mansur bayak memberi pencerahan dan semangat berubah ke arah yang lebih baik dengan cara memberi dan berbagi. Berbagi dalam bentuk kebahagiaan kea rah positif dengan berbagai hal. Sebut saja dengan uang ataupun benda kesayangan. Buku Kun Fa Yakun memberi banyak pencerhan, inspirasi, dan motivasi kepada pembaca melalui semangat karena Allah swt. Buku sejenis ini yang banyak memberi motivasi dan inspirasi kepada orang-orang untuk selalu berusahan dan menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan yang maha esa.
Banyak hal yang bisa dipelajari dengan membaca buku. Pada hakikatnya buku menjadi wadah bagi penulis untuk berbagi. Entah itu berbagi pengetahuan ataupun perasaaan. Sebagaimana buku-buku novel yang biasanya berisi ungkapan perasaan penulis yang dituangkan dalam tinta dan kertas. Penulis bisa membagikan perasaannya melalui tulisan cerita yang dibaca banyak orang. Penulis juga dapat berbagi perihal pengetahuan yang juga dituangkan melalui tulisan. Banyak orang yang berpengetahuan luas disebabkan membaca buku pengetahuan. Artinya penulis sangat berjasa dalam mencerdaskan anak bangsa. Oleh karena itu, penting sekali keberadaan buku dalam kehidupan.
Buku memanglah menjadi sumber inspirasi dan berbagi. Banyak orang yang ingin bisa menulis. Menulis dalam artian mampu membuat buku yang menginspirasi banyak orang. Dengan membuat buku seseorang telah mengabadikan karya dalam hidupnya di dunia. Oleh sebab itu, marilah bersama-sama membuat sumber inspirasi dan media berbagi yang sangat digemari banyak orang. Membuat buku juga membantu menumbuhkan budaya literasi. Tidak akan merugi seseorang yang bergulat dengan tulisan. Keuntunganlah yang akan diterima sebagai imbalan.






Sabtu, 06 Oktober 2018

Psikologi Ranah Afektif


Psikologi Ranah Afektif
Secara bahasa, Psikologi berasal dari bahasa Yunani yakni kata “psyche” artinya daya, hidup atau jiwa dan kata “logos” artinya ilmu. Jadi, secara bahasa Psikologi ialah Ilmu jiwa. Adapun afektif artinya berkenaan dengan sikap. Jadi, psikologi afektif adalah ilmu pengetahuan mengenai mental dan jiwa yang berkaitan dengan emosi seperti perasaan, penghargaan, nilai, sikap terhadap sesuatu hal, minat, dan semangat. Psikologi ranah afektif sangat berkaitan erat dengan sebuah perkembangan.
Perkembangan dan Afektif
Perkembangan berarti sederatan perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses pengalaman dan kematangan. Seperti yang dikatakan oleh Van Den Daele (dalam Elizabeth B. Hurlock, 1980:2) “perkembangan berarti perubahan secara kualitatif.” Berdasarkan dua pernyataan diatas mengenai perkembangan dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan sebuah proses integraset dari berbagai fungsi dan struktur yang kompleks.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975:121) “ranah afektif mencakup watak dan prilaku seperti minat, perasaan, nilai, sikap, dan emosi.” Jadi, ranah afektif merupakan elemen yang berkaitan dengan perilaku, nilai, dan sikap. Segelintir pakar menuturkan bahwa sikap suatu individu  bisa diperkirakan perubahannya apabila memiliki tingkat kognitif yang tinggi. Adapun domain afektif yakni, penerimaan (mengacu pada kemampuan memberikan respon dan memperhatikan terhadap stimulus yang tepat), tanggapan (keterlibatan dan ketertarikan terhadap suatu hal), penghargaan (memberikan apesiasi), pengorganisasian (mengacu pada berbagai sikap berbeda yang membuat lebih konsisten menimbulkn konflik internal dan membentuk suatu system nilai internal, penyatuan nilai, cakupan tingkah laku yang tercermin dalam filsafat hidup), karakterisasi berdasarkan nilai-nilai (mengacu pada daya hidup dan karakter individu).
Terdapat tiga komponen sikap atau afektif. Pertama, kognisi. Kognisi berkaitan dengan pengetahuan individu mengenai obejek yang dihadapi. Kedua, afeksi. Afeksi berkaitan dengan perasaan individu dalam memberikan tanggapan suatu objek. Ketiga, konasi. Konasi berkaitan dengan kecenderungan individu melakukan tindakan kepada suatu objek. Selain itu, terdapat lima aspek yang dapat digunakan sebagai acuan memberikan penilaian terhadap kondisi psikologi afektif seseorang. Pertama, menilai dari segi sikap. Sikap ialah suatu tindakan yang dilakukan seseorang terhadap objek baik suka ataupun tidak suka. Memberikan penilaian dari segi sikap dapat dilakukan dengan cara mengamati individu yang sedang menyikapi suatu hal. Kedua, menilai dari segi minat. Minat ialah keinginan hati seseorang yang besar terhadap suatu objek. Penilaian dapat diberikan dengan cara mencari tahu minat yang disukai kemudian mengelompokkan dan menyimpulkan untuk memberikan penilaian. Ketiga, menilai dari segi konsep diri. Konsep diri ialah penilaian diri yang dilakukan seseorang atas kepemilikkan keunggulan dan kelemahan. Penilaian bisa dilakukan dengan penilaian diri individu yang dituju. Keempat, menilai dari segi nilai. Nilai yang dimaksud ialah keyakinan mengenai perbuatan atau perilaku yang dianggap baik dan buruk. Pengambilan nilai bisa dilakukan dengan cara memperhatikan ketepatan individu dalam meyakini suatu pandangan antara yang baik dan buruk. Kelima, menilai dari segi moral. Moral ialah sikap baik ataupun buruk yang dimiliki seorang individu dalam menyikapi objek tertentu. Penilaian moral dapat dilakukan dengan cara mengamati moral yang ditunjukkan seseorang di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika moral atau sikap yang ditunjukkan baik maka penilaiannya pun akan baik dan sebaliknya.

Perkembangan Emosi
Warna afektif merupakan perasaan senang dan tidak senang yang selalu menyertai berbagai perbuatan setiap individu setiap hari. Begitupun dengan emosi. Emosi adalah warna afektif. Tidak ada satupun orang yang tidak pernah maupun tidak memiliki emosi. Emosi itu datang ketika individu merasakan psikologis yang menyenangkan ataupun kurang menyenagkan. Seperti emosi terhadap kabar gembira. Individu akan meluapkan emosi dengan berteriak ataupun sekadar gerakan tubuh merasa senang. Kemudia seperti emosi terhadap kabar buruk. Individu biasanya akan mengalami psikis yang melemah dan sikap yang ditunjukkan akan murung tidak bergairah. Selain itu, emosi juga bisa disebabkan karena takut, benci, marah, cemas, dan cinta. Adapun berbagai perubahan fisik yang terjadi ketika seseorang berada dalam keadaan emosi, sebagai berikut:
1)    Jika marah maka peredaran darah akan bertambah cepat;
2)    Jika merasa kecewa maka individu akan bernapas panjang;
3)    Jika tagang atau takut maka air liur mongering;
4)    Jika merasa terpesona maka kulit akan bereaksi elektris;
5)    Jika terkejut maka denyut jantung akan bertambah cepat;
6)    Jika marah maka pupil mata pun membesar; dan lain-lain.

Perkembangan emosi cukup menarik dan unik. Dalam perkembangan emosi di setiap masa tentu memiliki keadaan emosi yang bermacam-macam. Lihat saja pada masa anak-anak hingga remaja. Emosi masih meledak-ledak dan susah dikendalikan. Berbeda dengan masa dewasa yang telah mampu mengendalikan emosi. Perbedaan keadaan tersebut telah menunjukkan bahwa emosi terus berkembang. Berkembang ke arah kemajuan ataupun berkembang ke arah kemunduran. Adapun firman Allah mengenai emosi manusia:
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الأمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الإيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ (٧)
Artinya: “Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. (QS. Al-Hujurat: 7)”

Psikologi afektif menjadi salah satu bagian yang harus dimiliki oleh setiap individu. Psikologi afektif dalam diri seseorang akan membuat orang lain dapat menentukan baik dan buruknya perilaku ataupun sikap dalam keseharian.



Jumat, 05 Oktober 2018

Penyebab Kegiatan Belajar Mengajar Tidak Efektif


Penyebab Kegiatan Belajar Mengajar
Tidak Efektif
Tidak semua guru mampu menjalankan peran sebagai pendidik dengan lancar. Ada saat seorang guru mendapatkan hambatan yang sulit untuk diselesaikan. Hambatan yang dimaksud sebagian besar disebabkan oleh kegitan belajar mengajar yang tidak efektif. Kegiatan belajar mengajar yang tidak efektif tentu akan membawa permasalahan kepada berbagai pihak. Misal, akibat pembelajaran yang tidak efektif membuat guru tidak mampu menyampaiakan semua materi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Akhirnya guru menjadi kewalahan dalam mengejar ketertinggalan penyampaian materi. Contoh lainnya berasal dari pihak siswa. Siswa akan sedikit bahkan kurang bisa dalam memahami segala materi yang disampaikan seorang guru. Kemudian permasalahn akan merambat pada pihak wali siswa yang tidak puas karena siswa tidak mendapatkan hasil sesuai dengan harapan.
Ketidakmaksimalan karena ketidakefektifan pembelajaran ini tentu saja akan mengakibatkan tujuan utama belajar menjadi tidak terapai. Tujuan untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan pengetahuan, serta penanaman sikap. Adapun tujuan belajar menurut taxonomy bloom dan simpson diantaranya capaian kognitif (pencapian pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, evaluasi), capaian afektif (capaian belajar mengenai sikap, minat, nilai), dan capaian psikomotor (capaian kesiapan belajar, gerakan terbimbing, kreativitas). Sangat mustahil jika capaian tentang belajar ingin diwujudkan dengan kondisi kegiatan belajar mengajar yang tidak efektif. Oleh sebab itu, setiap guru harus mengetahui berbagai hal yang telah menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efektif. Mengetahui penyebab akan membuat seorang guru menemukan solusi dan mampu memanfaatkan waktu mengajar dengan baik. Karena Allah telah berfirman mengenai waktu dalam QS. Al-Asr yang berbunyi:
 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ   ۝ وَالْعَصْرِ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya:
1.     Demi masa.
2.     Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3.     Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-'Ashr. :1-3)
Lalu, apa saja hal-hal yang kerap menyebabkan kegiatan belajar tidak efektif atau membuang buang waktu? Berikut adalah tiga hal yang menyebabkan kegiatan belajar mengajar tidak efektif.
1.    Pemberian Hukuman yang Tidak Menyelesaikan Masalah
Bukan sesuatu yang aneh dalam kegiatan pembelajaran bilamana terjadi peritiwa hukuman. Hukuman yang dimaksud biasanya dilakukan oleh guru. Hukuman dijatuhkan seorang guru dikarenakan siswa membuat kesalahan. Kesalahan berupa pelanggaran menaati peraturan yang telah disetujui bersama. Misal, larangan makan disaat KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), larangan berceloteh disaat guru menjelaskan materi, kesalahan tidak mengerjakan tugas tepat waktu dan terlambat datang ke kelas. Empat hal tersebut menjadi sebab dijatuhkannya hukuman kepada siswa. Tetapi di dalam penerapan hukuman, guru terkadang melakukan kesalahan. Kesalahan paling mendasar ialah pemberian hukuman yang tidak menyelesaikan masalah. Seperti melarang siswa masuk kelas ketika datang terlambat. Tak jarang guru memberikan hukuman seperti itu. Padahal hukuman seperti itu bukanlah keputusan yang tepat dan bijak. Fakta dilapangan telah membuktikan, kebanyakan siswa yang sering datang terlambat dan terkena hukuman larangan masuk kelas justru merasa senang dan bebas. Hanya sedikit siswa yang memiliki kesadaran merasa dirugikan ataupun malu atas pemberian hukuman. Esensi hukuman yang harusnya menjerakan para pelanggar, malah membuat senang. Hukuman yang harusnya membuat para pelanggar tidak kembali datang terlambat, malah membuat siswa menjadi kebiasaan dan keenakan tidak menerima pengajaran dari guru. Akhirnya, KBM menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, guru harus pandai dan bijak dalam menentukan hukuman yang akan diberikan pada siswa.

2.    Pemberian Kualitas Tugas yang Tidak Sesuai dengan kemampuan siswa
Setiap guru harus mengetahui seluruh kemampuan yang dimiliki siswa. Pengetahuan mengenai kemampuan siswa dapat menjadi tolok ukur dalam memberikan tugas. Guru tidak boleh asal dalam memberikan tugas kepada siswa. Jika asal maka dampak yang timbulpun bisa merugikan. Salah satunya ialah KBM menjadi tidak efektif. Bayangkan saja ketika setiap siswa yang telah dilatih mengisi soal UN diberikan tugas mengisi kumpulan soal olimpiade. Wajar saja apabila siswa tidak dapat mengerjakan tugas. Sepanjang waktu pengerjaan bisa saja siswa itu tidur atau hanya melihat-lihat tanpa ada semangat dalam mengisi soal olimpiade. Tentu saja hal ini akan membuat KBM tidak efektif. Kemampuan memberikan tugas kepada siswa sangat diperlukan seorang guru. Pemberian tugas menjadi sarana guru mengevaluasi kemampuan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

3.    Membicarakan hal yang tidak penting saat mengajar
Dalam proses KBM, pastilah guru berbicara. Berbicara untuk menjelaskan materi pembelajaran kepada seluruh siswa. Segala pengetahuan positif yang diketahui oleh guru tentu akan diberikan kepada siswa. Namun, terkadang guru menyampaikan sesuatu yang tidak perlu dibicarakan panjang lebar. Seperti ketika menyampaikan sebuah materi, tak jarang guru berbicara melebar jauh dari topik yang sebenarnya sedang disampaikan. Membicarakan hal diluar topik pembahasan bukan sesuatu yang baik apabila terlalu dominan dilakukan. Membicarakan hal diluar topik justru akan membuat pembelajaran menjadi tidak efektif.
Itulah ketiga hal yang menjadi penyebab KBM menjadi tidak efektif. Lebih baik ketiga hal tersebut dihindari oleh setiap guru. Guru wajib berinovasi dan berpikir cerdas dalam menentukan sesuatu yang ingin dilakukan dalam KBM.

Minggu, 30 September 2018

Bahasa Rasis itu Buruk


Bahasa Rasis itu Buruk
Bahasa rasis sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Intensitas penggunaannya yang tak mengenal waktu dan tempat membuat bahasa rasis semakin mudah dikenali. Selain itu, pelafalan bahasa rasis yang penuh dengan penekanan ketika dituturkan menambah kemudahan dalam mengidentifikasi dan memvonis bahwa itu adalah bahasa rasis. Meskipun bahasa rasis itu dipakai menggunakan bahasa daerah, sebagian besar masyarakat Indonesia pasti mengetahuinya.
 Masyarakat Indonesia yang berusia senja maupun muda dilarang keras menggunakan bahasa rasis. Hal ini disebabkan oleh masyarakat Indonesia yang memiliki budaya dan berasal dari beragam suku, agama, dan sosial berbeda-beda. Jika bahasa rasis digunakan maka akan terjadi peristiwa perpecahan kerukunan antar umat bernegara. Perpecahan merupakan sesuatu yang sanagt tidak diinginkan masyarakat Indonesia. Indonesia itu memiliki semboyan bhineka tungggal ika yang artinya meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Sangat aneh apabila yang telah tertera dan menjadi semboyan justru terpatahkan karena adanya perpecahan. Oleh karena itu, bahasa rasis harus dihindari oleh setiap warga negara Indonesia.
Larangan penggunaan bahasa rasis sudah gencar digaungkan sebagian besar masyarakat demi menjaga keutuhan, kesatuan, dan persatuan. Tetapi masih saja terdapat para oknum yang menggunakan bahasa rasis untuk kepentingan kelompoknya masing-masing. Seperti kelompok suporter sepakbola. Berbagai kelompok supporter dalam negeri kerap kali menggunakan bahasa rasis sebagai lirik lagu penyemangat tim kesyayangan dan  lirik lagu untuk mengintimidasi tim lawan. Lirik lagu penyemangat seperti “Laskare laskare merah putih… garudaku gagak berani… semangatlah indonesiaku… hancurkanlah musuhmu… Indonesia… aku ning mburimu” dan lirik lagu mengintimidasi seperti “per… per… per… per… per… per… si… si… si… si… si… si… ja… ja… ja… ja… ja… ja… persija a*****g.” Ini bukanlah sesuatu yang baik. Fanatik itu boleh tetapi aktivitas rasis, menghina, dan merendahkan suatu kelompok karena fanatik merupakan hal yang dilarang dan dinilai tidak baik. Penyebutan kata “pribumi” untuk warga negara asli Indonesia  saja tidak diperbolehkan. Lebih ditekankan untuk memilih dan menggunakan kata “warga negara Indonesia” dalam mengungkapkan seseorang berkebangsaan Indonesia. Penyebutan kata pribumi sudah diangggap tindakan diskriminasi seperti yang tertera dalam Undang-Undang (UU) Nomor 40 tahun 2008. Segala macam tindakan diskriminasi, penyampaian ujaran kebencian, penghinaan terhadap suatu kelompok maupun individu sudah dilarang dalam undang-undang tersebut. Adapun pasal 4 UU No. 4 tahun 2008 sendiri berbunyi:
Tindakan diskriminatif ras dan etnis berupa:
a.     Memperlakukan pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan
pada ras dan etnis, yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan,
perolehan, atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu
kesetaraan di bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya; atau
b.    Menunjjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang karena perbedaan ras dan etnis yang berupa perbuatan:
1)      Membuat tulisan atau gambar untuk ditempatkan, ditempelkan, atau disebarluaskan di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat dilihat atau dibaca oleh orang lain;
2)      Berpidato, mengungkapkan, atau melontarkan kata-kata tertentu di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat didengar orang lain;
3)      Mengenakan sesuatu pada dirinya berupa benda, kata-kata, atau gambar di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat dibaca oleh orang lain; atau
4)      Melakukan perampasan nyawa orang, penganiayaan, pemerkosaan, perbuatan cabul, pencurian dengan kekerasan, atau perampasan kemerdekaan berdasarkan diskriminasi ras dan etnis.
Sementara yang kedua adalah Pasal 28 ayat 2 UU ITE yang berbunyi,
"Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)."
Acaman pidana dari pelanggar pasal 28 ayat 2 UU ITE ini diatur dalam pasal 45 ayat 2 UU ITE yaitu penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau dena paling banyak Rp 1.000.000.000 (Satu miliar rupiah).
Sampai saat ini larangan yang digaungkan berbagai pihak belum bisa menumpas para oknum pengguna bahasa rasis. Padahal setiap sesuatu yang dilarang sudah pasti tidak baik. Apa artinya apabila terdapat kelompok yang masih saja menggunakan bahasa rasis? Sudah jelas bahwa bahasa rasis itu merusak tetapi tetap ada individua tau kelompok yang menggunakan. Bagi siapapun yang menggunakan bahasa rasis pastilah telah melecehkan dan merendahkan martabat pihak lain. Dalam surat Al Hujurat, Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al Hujurat: 11)
Pada ayat di atas saja Allah telah melarang kepada hamba-Nya untuk tidak merendahkan pihak lain. Ini berarti perbuatan setiap orang yang masih saja menggunakan bahasa rasis sangat buruk dan tidak berakhlak. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan bahasa rasis baik disengaja maupun tidak disegaja. Jauhilah perbuatan rasis. Eratkanlah persatuan dan kesatuan terhadap sesama karena islam selalu mengajarkan kedamaian.

Minggu, 23 September 2018

Gerakan Kepramukaan Solusi Merekonstruksi Karakter Bangsa


Gerakan Kepramukaan
Solusi Merekonstruksi Karakter Bangsa
Penurunan karakter telah terjadi di kalangan siswa Indonesia. Banyak fakta yang telah menjadi bukti nyata atas penurunan karakter siswa Indonesia tersebut. Fakta yang telah terjadi seperti tawuran pelajar. Tawuran pelajar yang terjadi pada tahun 2010 sampai dengan 2015 telah memakan banyak korban. Seperti pada data kasus pengaduan anak berdasarkan Klaster Pendidikan KPAI periode Januari 2010 hingga Juli 2015 menyebutkan anak korban tawuran pelajar sebanyak 271 orang. Fakta lain yang membuktikan terjadinya penurunan karakter siswa Indonesia ialah banyaknya perokok aktif dan tindak asusila yang terjadi di kalangan anak-anak sampai remaja. Sangat miris rasanya mengetahui ketiga fakta tersebut. Tentu ini adalah sebuah ironi yang harus segera dibenahi oleh semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Pasalnya para siswa yang merupakan agen perubahan sebuah bangsa dan generasi penerus yang semestinya senantiasa berjalan di jalan lurus.
Saat ini telah ada solusi untuk memperbaiki keadaan krisis karakter siswa Indonesia. Solusi  tersebut ialah gerakan kepramukaan. Gerakan kepramukaan adalah suatu wadah yang menyediakan pendidikan kepanduan Indonesia. Gerakan kepramukaan merupakan wadah gerakan kepanduan Indonesia yang bertujuan untuk membina kaum muda yang mengarah pada aspek pembentukkan karakter seperti spiritual, sosial, dan intelektual. Di dalam gerakan kepramukaan sudah ada kepramukaan yang siap menjadikan seluruh siswa Indonesia kembali berkarakter. Kepramukaan ialah ilmu pramuka yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepramukaan telah memiliki kode etik dan kehormatan yang tentunya sesuai dengan visi-misi dalam merekonstruksi karakter para siswa Indonesia. Dasa dharma merupakan kode etik dan tri satya menjadi kode kehormatan setiap pemuda yang telah bergabung dalam gerakan kepramukaan. Anggota gerakan kepramukaan biasa dikenal dengan pramuka.
Perlu diingat bahwa dalam kurikulum 2013 pramuka menjadi kegiatan ekstrakurikuler  wajib di sekolah yang harus diikuti setiap siswa Indonesia. Sesuai dengan UU no 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka serta di tambah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Wajibnya penyelenggaraan pendidikan kepramukaan tentu akan merekonstruksi karakter siswa Indonesia secara perlahan hingga akhirnya karakter yang diinginkan didapatkan. Setiap siswa Indonesia akan menjadi seorang pramuka. Seorang pramuka yang berarti pemuda yang selalu berkarya. Itu berarti siapapun yang terlibat dalam pendidikan kepramukaan dalam suatu gerakan kepramukaan besar kemungkinan akan terbentuk karakter-karakter positif. Inilah tujuan dan harapan-harapan dari adanya gerakan kepramukaan di Indonesia. Kontribusi gerakan kepramukaan sangat dibutuhkan demi mengembalikkan karakter positif yang dimiliki setiap siswa Indonesia. Sebut saja nilai-nilai yang  terkandung di dalam dasa dharma pramuka. Mulai dari takwa kepada tuhan yang maha esa. Poin pertama ini akan mengajak setiap anggota pramuka untuk bertakwa kepada tuhan yang maha esa. Tidak akan ada pihak yang membeda-bedakan. Seluruh anggota pramuka selalu menjunjung tinggi sikap saling hormat dan menghormati. Selanjutnya poin kedua yang berbunyi, “cinta alam dan kasih sayang sesama manusia”. Tentunya di poin kedua ini telah menegaskan bahwa setiap anggota pramuka memiliki cinta dan kasih sayang yang besar dalam menjaga keasrian dan keharmonisan sesama makhluk hidup ataupun mati ciptaan tuhan. Sampai dengan poin ke sepuluh yang berbunyi, “bertanggung jawab dan dapat dipercaya.” Poin terakhir dalam dasa dharma ini menekankan bahwa sejatinya setiap anggota pramuka senantiasa akan bertanggung jawab dan menjaga kepercayaan pihak lain terhadap apapun yang di amanahkan.
Rekonstruksi karakter di kalangan siswa Indonesia akan tercapai seiring kehadiran gerakan kepramukaan di lingkungan pendidikan dasar dan menengah. Gerakan kepramukaan akan menjadi perantaranya. Tentu saja keberlangsungan gerakan kepramukaan merupakan bentuk usaha pemerintah dalam mengembalikan keutuhan karakter positif yang dimiliki siswa Indonesia. Karena tuhan tidak akan merubah suatu bangsa, kecuali bangsa itu sendiri yang mau merubah diri. Firman Allah Swt. Yang berbunyi:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [Ar-Ra’d/13:11]

 

Minggu, 16 September 2018

A5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) Menjadi Identitas Siswa Indonesia


A5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun)
Menjadi Identitas Siswa Indonesia
Bukan hanya karena sumber daya alam yang membuat negara Indonesia terkenal hingga ke mancanegara tetapi, negara Indonesia juga terkenal melalui sikap masyarakatnya yang ramah terhadap penduduk lokal maupun asing. Identitas ramah tersebut tergambarkan melalui cara bersikap masyarakat Indonesia yang berbeda dengan masyarakat di negara lain. Masyarakat Indonesia selalu tersenyum, menyapa, bersikap sopan dan santun terhadap orang-orang, serta mengucapkan salam ketika bersua dengan orang lain dimanapun berada. Belum tentu masyarakat di negara lain melakukan hal yang sama. Hal inilah yang membuat banyak penduduk dunia mengakui keramahan masyarakat Indonesia. Cara bersikap masyarakat Indonesia ini disebut dengan istilah 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun).
5 S bukanlah sesuatu instan yang terbentuk sejak lahir, melainkan membutuhkan proses panjang agar dapat terpatri di hati setiap putra dan putri negeri. Proses pembiasaan sikap ini telah diajarkan semenjak individu duduk di bangku sekolah. Dimulai dari Jenjang SD sampai dengan SMA. Penekanan mengenai sikap senantiasa disampaikan setiap guru. Hingga akhirnya pembiasaan dan penekanan mengenai sikap tersebut menjadi identitas siswa Indonesia sebagai bekal dikala dewasa untuk hidup bernegara. Dimanapun berada dan dengan siapapun para siswa Indonesia belajar pastilah senantiasa menjunjung tinggi sikap 5 S tersebut. Berikut adalah sikap 5 S yang menjadi identitas siswa Indonesia.
1.    Tersenyum
Tersenyum disaat hati tentram merupakan hal yang lumrah bagi setiap orang. Namun, apabila mampu memberikan senyuman disaat suasana hati sedang tidak enak, tentu akan menjadi hal yang sangat luar biasa. Banyak orang yang tidak menyadari tentang sikap siswa Indonesia yang juga seperti itu. Meskipun hati dalam keadaan tidak menyenangkan tetap saja mampu memberikan senyuman ketika berinteraksi dengan orang lain. Jadi, tak ada hambatan untuk tersenyum bagi kebanyakan siswa Indonesia. Selain itu, tersenyum merupakan sedekah. Sesuai dengan hadist yang berbunyi:


تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Artinya: “Senyummu di depan saudaramu, adalah sedekah bagimu” (Sahih, H.R. Tirmidzi no 1956).
2.    Mengucapkan Salam Terhadap Sesama dan Orang Tua
Terdapat hadist yang menyatakan mengenai hukum memberikan salam merupakan sunnah. Hadit tersebut berbunyi:
 Dari Ali bin Abi Thalib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sudah mencukupi untuk suatu rombongan jika melewati seseorang, salah satu darinya mengucapkan salam.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Siswa Indonesia telah menjalankan salah satu sunnah yang telah menjadi kebiasaan dalam memulai sesuatu. Sunnah yang dimaksud ialah mengucapkan salam. Mengucapkan salam telah menjadi kebiasaan bagi setiap siswa Indonesia. Setiap bertemu dengan sesama maupun orang tua pastilah mengucapkan salam. Salam diberikan sebagai bentuk kehangatan siswa Indonesia. Seperti halnya ketika mengucapkan saat bertemu di tempat-tempat umum.  Ucapan salam tersebut dapat menggunakan salam sesuai agama yang dianut maupun sekedar kalimat selamat pagi, siang, sore atupun malam. Dengan ucapan salam tentu menambah bukti keramahan masyarakat Indonesia.
3.    Menyapa Semua Kalangan
Menyapa menjadi kebiasaan paling mencolok yang kerap dilakukan para siswa Indonesia. Tak peduli seberapa dekat hubungan sosial antara satu sama lain bahkan sekalipun belum kenal dengan orang yang disapa. Setiap bersua ditempat-tempat umum pastilah menyapa. Beragam cara yang dilakukan setiap siswa Indonesia dalam menyapa. Seperti melakukan panggilan sapaan biasa (hai, hallo, dll) maupun dengan nama panggilan orang yang ingin disapa. Hal yang paling penting dari hal menyapa ini yakni pasti sudah mencakup senyum dan salam. Kedua hal yang menjadi bagian tak terlepaskan ketika menyapa.



4.    Sopan dalam bersikap
Sikap inilah yang sangat dijjunjung tinggi para siswa Indonesia. Bersikap sopan menjadi budaya baik yang dimiliki siswa Indonesia di mata dunia. Tak setiap orang diseluruh dunia mau untuk merendah apabila bersua dengan orang yang lebih tua dan mau menghargai apabila bersia dengan orang yang lebih muda. Seperti halnya budaya cium tangan kepada setiap orang yang lebih tua, mengucapkan permisi saat melintas dihadapan orang lain, dll. Tidak jauh berbeda dengan sapa, sopan pun sudaha mencakup tiga hal sebelumnya, yakni salam, sopan, dan santun.

5.    Santun dalam Bertutur Kata
Setiap siswa Indonesia sudah diajarkan mengenai cara bertutur kata yang santun semenjak diajarkan berbicara saat masih bayi.Tidaklah pernah siswa diajarkan untuk membantah perkataan orang lain dengan cara yang negatif. Seperti halnya ketika menyampaikan sebuah pesan kepada orang yang lebih tua atau ketika meminta bantuan kepada orang yang lebih muda. Kedua hal tersebut dilakukan dengan menuturkan ujaran penuh kesantunan. Di dalam memberikan timbal balik ketika diperintah orang tua pun dilakukan dengan ucapan yang santun. Tidaklah pernah diajarkan untuk membentak. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Artinya: Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Al-Israa’ : 23-24).
Demikianlah 5 S yang menjadi identitas siswa Indonesia. Seluruh sikap mengikat antara satu sama lain. Marilah kita pertahankan sikap yang menjadi sambutan baik warga dunia kepada negara Indonesia. Ramah akan selalu abadi dan melekat menajdi identitas siswa Indonesia dan umumnya masyarakat Indonesia.

Cara untuk Menghafal Al quran yang Baik

Cara untuk Menghafal Al quran yang Baik Sebagian besar Pondok Pesantren atau Boarding School di Indonesia menetapkan kebijakan untuk pa...